Legenda bulutangkis Indonesia Maria Kristin, Susy Susanti, Liliyana Natsir, dan Tontowi Ahmad menghadiri turnamen Polytron Superliga Junior 2025 di GOR Djarum Kudus, Sabtu (20/9/2025). (ANTARA/Aditya Ramadhan)KUDUS – Empat legenda bulutangkis Indonesia berbagi kebanggaan setelah nama mereka diabadikan sebagai piala pada ajang Polytron Superliga Junior 2025 yang berlangsung di GOR Djarum, Kudus, 15–21 September 2025. Keempat legenda tersebut adalah Tontowi Ahmad, Liliyana Natsir, Sigit Budiarto, dan Maria Kristin Yulianti. Nama mereka digunakan sebagai titel empat kategori baru yang dipertandingkan tahun ini: Piala Tontowi Ahmad (U-13 putra), Piala Liliyana Natsir (U-13 putri), Piala Sigit Budiarto (U-15 putra), dan Piala Maria Kristin Yulianti (U-15 putri). “Saya enggak percaya lah, dulu kan memperebutkan piala, tiba-tiba sekarang nama saya ada di situ,” kata Tontowi Ahmad, mantan juara dunia dan peraih emas Olimpiade 2016 di Kudus, Antara, Minggu, 21 September. Owi, sapaan akrabnya, berharap penamaan piala ini bisa menjadi motivasi bagi para atlet muda. “Mudah-mudahan bisa mengapresiasi anak-anak, bisa menjadi motivasi buat anak-anak agar bisa berprestasi seperti sosok piala yang mereka perebutkan,” tambahnya. Liliyana Natsir pun mengaku terkejut saat pertama kali diberi tahu namanya dijadikan titel trofi. “Kaget juga, tiba-tiba ada Piala Liliyana Natsir. Semoga dengan piala ini jadi pada tahu Liliyana Natsir yang mana, prestasinya apa, oh Maria Kristin yang mana,” kata Butet, sapaan akrab Liliyana. Ia menilai penghormatan ini penting untuk mengenalkan kembali sejarah bulutangkis Indonesia kepada para pemain muda. Maria Kristin Yulianti, peraih medali perunggu Olimpiade Beijing 2008, juga merasa bangga. Ia berharap kehadiran piala yang membawa nama legenda memberi dampak positif bagi pengalaman bertanding atlet muda. “Pertama kali dikasih tahu ya pasti kaget. Bangga juga. Kalau harapannya, supaya mereka lebih berpengalaman juga untuk bermain di beregu,” tutur Maria. Sigit Budiarto menyebut penamaan piala ini bukan hanya bentuk apresiasi, tetapi juga simbol penghormatan kepada mantan atlet. “Begitu dikasih tahu nama mau dijadikan nama piala, kaget dan bersyukur juga ada apresiasi yang diberikan pada kami, mantan atlet. Bangga dan enggak menyangka juga,” ujarnya. Sebelumnya, turnamen ini sudah menggunakan nama legenda bulutangkis Indonesia untuk kategori yang lebih senior, seperti Susy Susanti (U-19 putri), Liem Swie King (U-19 putra), Hariyanto Arbi (U-17 putra), dan Yuni Kartika (U-17 putri).