Kisah Khusnul Dirikan Klub Sepak Bola Amputasi, Blusukan Cari Anggota ke RS

Wait 5 sec.

Khusnul Yakin, kapten tim Persatuan Sepak Bola Amputasi Surabaya atau Persas Surabaya. Foto: Masruroh/BasraSurabaya dikenal sebagai kota lahirnya klub sepak bola legendaris, Persebaya. Empat tahun terakhir di Kota Pahlawan juga lahir klub sepak bola istimewa, Persatuan Sepak Bola Amputasi Surabaya atau Persas Surabaya. Istimewa karena keseluruhan timnya merupakan penyandang disabilitas.Di balik eksistensi Persas Surabaya ada peran penting Khusnul Yakin (33 tahun), seorang pemuda yang memiliki kecintaan luar biasa pada sepak bola meski terlahir dengan kondisi fisik tak sempurna.Khusnul lahir dengan kaki kanan lebih kecil dibandingkan kaki kirinya. Hal ini membuat Khusnul kesulitan berjalan bahkan harus memakai alat bantu tongkat. Namun kecintaannya pada sepak bola sudah tertanam dalam diri Khusnul sedari kecil."Dari kecil sudah main sepak bola, ya mainnya pakai tongkat dan main bareng mereka yang bukan disabilitas," ujar Khusnul saat ditemui Basra di kediamannya, (20/9).Kecintaan Khusnul pada sepak bola cukup besar, hingga saat dewasa ia rela menempuh perjalanan dari Surabaya ke Sampang, Madura, demi bergabung dengan klub sepak bola yang secara khusus menaungi para atlet disabilitas."Waktu itu tahun 2022, di Madura sedang ada pendirian klub sepak bola khusus disabilitas dan mereka sedang mencari anggota. Saya dan teman saya, Syaiful, tertarik ikut karena di Surabaya memang belum ada klub sepak bola khusus untuk penyandang disabilitas," terangnya.Keduanya bergabung sebagai pemain Persatuan Sepak Bola Madura (Persam).”Berangkat ke Madura, nggak tahu basic. Awal latihan masih pakai tongkat ketiak, celana pendek, pokoknya bukan atribut bola,” kenangnya.Dia pun masih harus belajar menyesuaikan diri berlari dengan elbow stick atau tongkat siku untuk berlari.”Pas masih pakai tongkat siku medis, patah terus. Sampai habis lima. Setelah itu, baru mulai pakai yang grade-nya buat sport,” ungkapnya.Usai mengikuti kompetisi di Jember di tahun yang sama (2022), muncul pemikiran: kenapa tidak buat klub sepak bola amputasi saja di ”rumah” sendiri? Apalagi, Surabaya adalah kota besar pasti banyak teman-teman disabilitas yang tertarik ikut. Demikian pemikiran Khusnul dan Syaiful kala itu.Namun angan tak seindah kenyataan. Meski telah berhasil mendirikan Persas bersama teman-teman disabilitas lainnya, Khusnul tetap kesulitan mencari anggota baru. Khusnul mengakui tak semua teman disabilitas tertarik bergabung dengan klub sepak bola yang didirikannya."Mereka nggak mau karena takut nggak bisa mainnya, takut jatuh dan lainnya," imbuh Khusnul.Khusnul pun tak patah arang, demi membesarkan Persas, ia rela blusukan ke rumah sakit hingga kantor polisi untuk mengumpulkan data korban kecelakaan yang harus diamputasi anggota tubuhnya. Setelah mendapatkan data tersebut, Khusnul dan rekannya lantas mengunjungi teman disabilitas tersebut."Kita datangi ke rumahnya. Kita tawari mereka gabung dengan Persas," tutur ayah satu anak ini.Meski demikian, tak semua teman disabilitas yang ia datangi tertarik ikut. Menurut Khusnul, mereka yang anggota fisiknya harus diamputasi karena kecelakaan justru memiliki kondisi mental yang down. Mereka cenderung menutup diri dan enggan bergaul dengan siapa pun.Di sinilah kesabaran Khusnul diuji. Seraya mengajak mereka bergabung dengan Persas, Khusnul juga harus menjadi motivator bagi mereka yang fisiknya harus diamputasi.Khusnul memahami kondisi mereka yang trauma karena belum bisa menerima kondisi fisiknya. Alih-alih memberi nasihat, kapten Persas ini justru punya cara yang agak lain untuk memotivasi teman disabilitas lainnya agar bangkit.”Mereka tak gojloki. ’Ayo, sikilmu’ ’endi tangane’. Mungkin buat orang nondisabilitas itu kasar, tapi bagi kami, itu bukan nge-judge. Anak-anak juga sempat nggondok, tapi akhirnya jadi termotivasi dan mau bangkit," tutur Khusnul.Sejak berdiri pada 2022 silam Persas kian eksis. Tak hanya dari sisi anggota yang jumlahnya sudah mencapai puluhan, tapi juga dari segi prestasi. Berbagai prestasi baik di level regional maupun nasional telah berhasil ditorehkan Persas. Bahkan Khusnul juga sempat dipanggil ikut TC Timnas di Jakarta sebagai persiapan mengikuti Piala Dunia di Turki pada tahun 2022 silam.