Khusnul Yakin, kapten tim Persas Surabaya. Foto: Masruroh/BasraSejak berdiri pada 2022 silam, Persatuan Sepak Bola Amputasi Surabaya atau Persas Surabaya memang telah mengukir banyak prestasi. Namun itu bukan menjadi jaminan bagi setiap anggotanya bisa menjalani hidup dengan berleha-leha. Mereka justru masih harus bekerja keras demi menyambung hidup.Khusnul Yakin, kapten tim Persas Surabaya menjadi gambaran betapa prestasi bukan jadi jaminan untuk kesejahteraan hidupnya. Segudang prestasi dengan piala berderet yang terpajang di rumahnya hingga predikat pemain Timnas telah direngkuh pemuda 33 tahun ini. Namun hingga detik ini Khusnul masih harus bekerja keras demi menyambung hidup keluarganya."Saya sama istri jualan nasi penyetan di depan rumah," ujar Khusnul saat ditemui Basra di kediamannya, (20/9).Khusnul dan sang istri akan mulai menggelar dagangannya saat matahari sudah mulai meninggi. Berjualan nasi penyetan menjadi pilihan Khusnul saat profesi sebagai atlet sepak bola berprestasi tak bisa menjadi sandaran hidup.Selain berjualan nasi penyetan, Khusnul juga mulai belajar membatik dari sang kakak sepupu. Semuanya demi menambah pemasukan ekonomi bagi keluarga kecilnya."Rumah yang saya tempati ini kan punya nenek, nah ada kakak ipar juga yang tinggal di sini. Dia pintar membatik dan akhirnya ngajari saya dan teman-teman disabilitas lainnya," jelas Khusnul.Khusnul mengakui penghasilan sebagai pesepak bola cukup minim apalagi timnya baru akan bertanding jika ada event saja. Padahal event tak setiap bulan ada, paling mentok setahun ada 3 kali event yang harus dijalani.Usai bertanding setiap pemain Persas akan mendapatkan fee Rp 200 ribu hingga Rp 400 ribu per event."Jadi bayarannya ya per event bukan setiap bertanding. Itu pun dapatnya dari sponsor. Kalau ada sponsor baru kita bisa ikut event pertandingan," ujar Khusnul.Khusnul menuturkan Persas pernah gagal ikut pertandingan karena tak mendapatkan sponsor."Kalau nggak ada sponsor ya nggak bisa ikut pertandingan. Teman-teman kan ada yang dari luar Surabaya. Mereka datang dari kotanya kan juga pakai ongkos," tuturnya.Menurut Khusnul, usai dana sponsor dibagi untuk kebutuhan pertandingan jika ada sisanya maka akan disimpan sebagai kas tim. Kas ini nantinya ada dipakai sebagai dana untuk pelatihan bagi anggota Persas."Jadi selain bertanding bola, teman-teman Persas juga dapat pelatihan berbagai keterampilan. Intinya untuk membekali teman-teman. Pelatihan kadang ada dari instansi, kadang kita lakukan secara mandiri," pungkasnya.