Durian RI Akhirnya Tembus Pasar China, Potensi Devisa Capai Rp 12,8 T

Wait 5 sec.

Badan Karantina Indonesia (Barantin) lepas ekspor durian beku ke China di Citereup Kab Bogor, Senin (15/12/2025). Foto: Dok. Barantin RIDurian beku Indonesia akhirnya resmi menembus pasar China. Badan Karantina Indonesia (Barantin) melepas ekspor perdana durian beku sebanyak 48 ton ke Negeri Tirai Bambu pada Senin (15/12). Langkah ini membuka peluang emas bagi Indonesia untuk meraup potensi devisa hingga Rp 12,8 triliun per tahun. Dalam pelepasan perdana yang dilakukan di Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat ini, total nilai ekspor tercatat mencapai Rp 5,1 miliar. Durian beku tersebut dikirim melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, menuju Pelabuhan Qingdao, China. Sekretaris Jenderal Asosiasi Perkebunan Durian Indonesia (Apdurin), Aditya Pradewo, menyebut terbukanya keran ekspor langsung ini sebagai peluang besar bagi eksportir nasional. Pasar China dinilai sangat menjanjikan dengan permintaan durian mencapai USD 8 miliar atau sekitar Rp 128 triliun per tahun."Dengan varietas unggulan seperti Bawor, Super Tembaga, dan Namlung, Indonesia optimistis mampu merebut 5 sampai 10 persen pangsa pasar di sana. Potensi devisanya bisa mencapai Rp 6,4 triliun hingga Rp 12,8 triliun per tahun," ungkap Aditya melalui keterangan tertulis, Senin (15/12).Selain potensi pasar yang jumbo, ekspor langsung ini juga memangkas biaya logistik secara signifikan. Pelaku usaha PT Zarafa Ridho Lestari, Muchlido Apriliast, mengungkapkan bahwa sebelumnya ekspor durian RI harus melalui perantara negara lain seperti Thailand."Dulu biaya logistik lewat Thailand bisa mencapai USD 18.000 per kontainer. Kini dengan ekspor langsung, biaya hanya sekitar USD 10.000 hingga USD 11.000. Hemat sekitar USD 8.000 per kontainer," jelas Muchlido.Buah Negosiasi PanjangBadan Karantina Indonesia (Barantin) lepas ekspor durian beku ke China di Citereup Kab Bogor, Senin (15/12/2025). Foto: Dok. Barantin RIKepala Barantin, Sahat Panggabean, mengatakan ekspor perdana ini merupakan tonggak sejarah setelah proses negosiasi dan pemenuhan persyaratan yang memakan waktu hampir dua tahun.Selama ini, pasar durian beku China dikuasai oleh Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Filipina. Indonesia sebelumnya hanya berperan sebagai pemasok ke negara-negara tersebut untuk kemudian diolah dan diekspor ulang ke China."Ini adalah realisasi ekspor perdana durian beku ke China, wujud dari rangkaian proses panjang yang membutuhkan komitmen sumber daya besar," ujar Sahat.Kesepakatan ini tercapai setelah koordinasi intensif secara government to government (G to G) antara Barantin dengan otoritas karantina China (GACC). Puncaknya adalah penandatanganan Protokol Ekspor Durian Beku Indonesia-China pada 25 Mei 2025 di Jakarta.Syarat Ketat KualitasUntuk menjaga kepercayaan pasar China, standar kualitas diterapkan dengan sangat ketat. Plt. Deputi Bidang Karantina Tumbuhan Barantin, Drama Panca Putra, menekankan pentingnya aspek ketelusuran (traceability).Sesuai protokol, produk yang diekspor meliputi daging durian (pulp), pasta durian (puree), dan durian utuh (whole durian). Durian harus dibekukan dengan suhu minimal -30°C dan dipertahankan pada suhu inti -18°C."Eksportir harus memiliki kebun atau kemitraan dengan petani bersertifikat GAP, serta rumah kemas yang teregistrasi," jelas Drama.Hingga saat ini, terdapat delapan rumah pengemasan durian beku yang telah memenuhi syarat dan terdaftar dalam sistem China Import Food Enterprise Registration, yakni tujuh di Sulawesi Tengah dan satu di Kabupaten Bogor.Berdasarkan data Barantin sepanjang Januari-November 2025, Indonesia telah mengekspor durian sebanyak 10.162 ton. Thailand masih menjadi tujuan utama (6.003 ton), disusul China (2.574 ton), dan Malaysia (1.532 ton).