Tangsel Diterpa Masalah Sampah, Pemkot Tata TPA Cipeucang & Manfaatkan TPS 3R

Wait 5 sec.

Seorang pemulung mengumpulkan barang-barang bekas seperti plastik di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (2/9/2025). Foto: KRISTIANTO PURNOMO/AFPPemerintah Kota (Pemkot) Tangerang Selatan (Tangsel) tengah berpacu dengan waktu untuk mengendalikan persoalan sampah yang kian mendesak. Setelah sempat terjadi penumpukan sampah di sejumlah titik, Pemkot memastikan proses pengangkutan sampah mulai kembali berjalan, meski Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang belum sepenuhnya beroperasi normal.Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan, mengatakan pengangkutan sampah dilakukan secara bertahap sembari pemerintah melakukan penataan besar-besaran di TPA Cipeucang. Penataan itu menyusul longsoran timbunan sampah yang sempat berdampak ke aliran sungai di sekitar lokasi.“Saat ini sampah sudah mulai kita angkut kembali, sambil kita melakukan penataan di TPA Cipeucang. Kemarin memang terjadi beberapa longsoran ke sungai, maka dari itu sekarang dilakukan penataan, pemasangan bronjong, terasering, serta pembangunan jalan akses ke lahan yang lebih jauh dari permukiman warga,” ujar Pilar kepada wartawan di Puspemkot Tangsel pada Senin, (15/12)Menurut Pilar, sebagian sampah yang diangkut sementara dialihkan ke Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R). Saat ini, Pemkot Tangsel memiliki sekitar 30 TPS 3R yang dimanfaatkan sebagai solusi jangka pendek, sambil menunggu Cipeucang bisa kembali menerima sampah secara optimal.“Beberapa ruas sudah mulai diangkut. Kita manfaatkan TPS 3R yang ada. Mudah-mudahan lancar sambil TPA Cipeucang diselesaikan supaya jadi solusi permanen,” ucapnya.Sampah yang menumpuk di bawah Flyover Ciputat, Tangerang Selatan, Minggu (14/12/2025). Foto: Rachmadi Rasyad/kumparanDi tengah desakan publik agar Pemkot Tangsel mencari alternatif pembuangan ke daerah lain, Pilar mengakui opsi tersebut tidak mudah direalisasikan. Menurutnya, hampir seluruh kota dan kabupaten saat ini menghadapi persoalan TPA yang serupa, terlebih setelah adanya peringatan dari Kementerian Lingkungan Hidup terkait penataan tempat pembuangan akhir.“Kerja sama antar daerah itu tidak semudah itu. Hampir semua daerah, baik DKI Jakarta, Banten, maupun Jawa Barat, sedang menghadapi persoalan TPA. Banyak juga yang sudah masuk kondisi darurat sampah,” ujarnya.Karena itu, Pemkot Tangsel memilih memaksimalkan Cipeucang sebagai langkah paling realistis. Penataan dilakukan di landfill 4, serta optimalisasi landfill 2 yang sudah padat dengan menerapkan metode sanitary landfill, terasering, dan penutupan sesuai arahan KLH.Pilar juga membeberkan rencana jangka menengah hingga panjang dalam pengelolaan sampah. Pada awal 2026, Pemkot Tangsel menargetkan pembangunan Material Recovery Facility (MRF) agar sebagian sampah bisa diolah sebelum masuk ke TPA. Sementara itu, proyek Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) masih dalam tahap panjang dan membutuhkan persiapan lahan.“Pembebasan lahan kita mulai akhir Desember ini sekitar 4.000 meter, lalu tahun depan ditambah satu hektare untuk lokasi pengolahan sampah dan PSEL. Total luas TPA Cipeucang saat ini 8 hektare, dan akan ditambah satu hektare di 2025 dengan anggaran Rp 50 miliar,” jelasnya.Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan di Puspemkot Tangsel pada Senin, (15/12/2025). Foto: kumparanSaat ini, Tangsel menghasilkan sekitar 900 hingga 1.000 ton sampah per hari. Angka tersebut diperkirakan meningkat saat libur Natal dan Tahun Baru seiring naiknya konsumsi masyarakat.Menghadapi lonjakan timbulan sampah saat Nataru, Pilar menegaskan pentingnya partisipasi masyarakat. Ia meminta warga tidak lagi membuang sampah secara ilegal di pinggir jalan atau lahan kosong, karena justru akan menimbulkan masalah lingkungan baru.“Kita harap masyarakat jangan mengandalkan pembuangan sampah di pinggiran jalan. Pola buang sampah ilegal harus dihentikan. Kita dorong bank sampah di lingkungan, minimal 20 sampai 30 persen sampah bisa tertangani dari sumbernya,” tegasnya.Selain itu, Pemkot Tangsel juga terus membangun komunikasi dengan warga sekitar TPA Cipeucang. Menurut Pilar, penataan tidak boleh menimbulkan dampak ekologis maupun sosial, seperti banjir atau pencemaran yang merugikan warga.“Ini soal kepentingan kita semua sebagai warga Tangsel. Kita buang sampah setiap hari. Jangan sampai sampah kita sendiri menjadi masalah sosial dan lingkungan,” katanya.Pemkot menargetkan penataan infrastruktur di Cipeucang rampung secepatnya agar pengangkutan sampah bisa kembali efektif tanpa menunggu tahun depan. Pilar pun meminta dukungan semua pihak agar krisis sampah ini tidak berlarut-larut.