Rapat Koordinasi Rencana Aksi Inisiatif Multi Stakeholder Partnership (MSP) KEM11LAU yang diselenggarakan SDGs Center Universitas Bandar Lampung (UBL) | Foto : Dok. IstLampung Geh, Bandar Lampung – SDGs Center Universitas Bandar Lampung (UBL) menggelar Rapat Koordinasi Rencana Aksi Inisiatif Multi Stakeholder Partnership (MSP) KEM11LAU sebagai upaya mengonsolidasikan kolaborasi lintas sektor dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 11 tentang kota dan permukiman yang berkelanjutan.Kegiatan berlangsung di Ruang Rapat Lantai 3 Rektorat UBL, Jumat (12/12), dengan fokus penanganan banjir perkotaan.Rapat koordinasi ini mempertemukan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari akademisi, pemerintah, komunitas, media, hingga sektor swasta, untuk menyusun rencana aksi kemitraan multipihak periode 2026–2027.Kelurahan Pesawahan, Kota Bandar Lampung, ditetapkan sebagai wilayah intervensi awal dalam pelaksanaan program.Rapat Koordinasi Rencana Aksi Inisiatif Multi Stakeholder Partnership (MSP) KEM11LAU yang diselenggarakan SDGs Center Universitas Bandar Lampung (UBL) | Foto : Dok. IstDirektur SDGs Center UBL Fritz Akhmad Nuzir menyampaikan, inisiatif MSP KEM11LAU saat ini telah memasuki tahap percepatan kolaborasi. Menurutnya, rencana aksi yang disusun harus berbasis pada kebutuhan masyarakat di lapangan.“Kemajuan yang kita capai menunjukkan pentingnya kerja bersama. Rencana aksi yang disusun hari ini harus benar-benar menjawab kebutuhan warga, khususnya di wilayah intervensi yang dimulai dari Kelurahan Pesawahan,” ujar Fritz.Rektor UBL, Prof. M. Yusuf S. Barusman, dalam sambutannya menegaskan peran perguruan tinggi dalam mendukung pembangunan daerah melalui kolaborasi multipihak.Ia menyebut, universitas memiliki tanggung jawab untuk terlibat langsung dalam penyelesaian persoalan masyarakat.“Universitas tidak boleh hanya berdiri sebagai menara gading. Kita harus turun langsung membantu masyarakat melalui riset, inovasi, dan kemitraan seperti KEM11LAU ini,” kata Yusuf.Dukungan dari mitra internasional disampaikan oleh Principal Advisor GIZ Zulazmi, yang menekankan pentingnya penerapan pendekatan Gender Equality, Disability, and Social Inclusion (GEDSI) dalam setiap program yang dirancang.“Inisiatif ini bukan hanya tentang pembangunan fisik, tetapi juga memastikan kelompok rentan, perempuan, dan komunitas terpinggirkan mendapatkan akses dan manfaat yang setara,” ujar dia.Dalam pemaparan rencana aksi, Aditya Mahatidanar selaku koordinator program menjelaskan bahwa fokus kegiatan tahun 2026 di Kelurahan Pesawahan meliputi penguatan sanitasi lingkungan, edukasi masyarakat, peningkatan kapasitas kelompok warga, serta pengembangan ekonomi dan lingkungan berbasis partisipasi masyarakat.Komitmen dukungan dari pemerintah daerah disampaikan oleh Eva Riana dari Dinas PKPCK Provinsi Lampung. Ia menyatakan pihaknya siap bersinergi dalam pelaksanaan program kolaboratif di Kelurahan Pesawahan.Sementara itu, perwakilan komunitas, Iffah Rachmi dari Youth for Sanitation Concern (YSC) Indonesia, mengungkapkan rencana kegiatan edukasi peningkatan septic tank bagi enam rumah warga serta pelatihan water filter tanggap bencana yang dijadwalkan berlangsung pada April 2026."Kami akan terus mendorong kegiatan partisipatif seperti rembug warga agar masyarakat terlibat langsung dalam setiap tahapan program,” ujar Iffah.Dari sektor pendidikan, Alif Musthafa selaku perwakilan Az Zahra menyampaikan, Kelurahan Pesawahan memiliki potensi sebagai ruang pembelajaran berbasis lingkungan melalui kegiatan penanaman mangrove oleh siswa serta inventarisasi permasalahan kawasan.Sementara itu, perwakilan media, Dian Wahyu Kusuma dari AJI Lampung, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam merespons persoalan lingkungan perkotaan, terutama terkait pengelolaan sampah.“Kolaborasi seperti KEM11LAU dapat menjadi ruang strategis untuk mendorong kepedulian publik dan memperkuat peran media dalam mengawal isu lingkungan dan permukiman,” kata dia.Melalui rapat koordinasi ini, para mitra menyepakati penanganan banjir sebagai fokus utama rencana aksi MSP KEM11LAU.Implementasi program direncanakan dimulai pada awal 2026 dengan Kelurahan Pesawahan sebagai kawasan percontohan, sekaligus membuka peluang pengembangan program serupa di wilayah lain. (Cha/Put)