Seskab Letkol Teddy Indra Wijaya memberikan keterangan saat konferensi pers tanggap bencana Sumatera di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (19/12/2025). Foto: Youtube/Sekretariat PresidenSekretaris Kabinet Letkol Teddy Indra Wijaya merespons berbagai kritik dan narasi publik terkait penanganan bencana di Sumatera. Ia menegaskan sejak awal, seluruh unsur negara dan masyarakat telah bekerja maksimal di lapangan untuk mempercepat pemulihan wilayah terdampak bencana.Teddy menekankan pentingnya menyampaikan pernyataan secara bijak agar tidak menimbulkan persepsi keliru di tengah kerja keras para petugas."Jadi, kalau ada di antara Saudara-Saudara yang dianugerahkan Tuhan, punya pengaruh, entah itu kecil atau besar, dan punya kemampuan untuk berbicara panjang lebar, gunakanlah dengan bijak. Bukan sebaliknya, memperumit," kata Teddy dalam konferensi pers tanggap bencana Sumatera di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (19/12).Sampaikan pernyataan dan pertanyaan yang bijak. Jangan menggiring-giring seolah pemerintah tidak kerja."--Seskab Letkol Teddy Indra WijayaJawab Tudingan Pemerintah LambanKondisi kerusakan akibat banjir di Kuala Simpang, Aceh Tamiang, Aceh, Kamis (11/12/2025). Foto: Zamachsyari/kumparanIa menegaskan, sejak hari pertama bencana terjadi, pemerintah pusat langsung bergerak mengoordinasikan seluruh kekuatan yang ada, meski tanpa sorotan kamera."Saya mau menyampaikan beberapa poin dan sekaligus menjawab beberapa pertanyaan tadi. Jadi, yang pertama mengenai anggapan bahwa pemerintah itu lambat. Saya mau cerita begini. Sejak tanggal 24 November, 25 November, 26 November, itu hujan di tiga lokasi," kata Teddy.Ia menjelaskan, puncak hujan terjadi pada 25 dan 26 November. Pada saat bersamaan, Kepala BNPB langsung bergerak ke Sumatera Utara meski sebelumnya berada di Lumajang untuk menangani erupsi Gunung Semeru.Menurut Teddy, kondisi itu menunjukkan pemerintah harus menangani lebih dari satu bencana besar dalam waktu yang berdekatan.Teddy juga menyampaikan, Presiden Prabowo Subianto langsung melakukan komunikasi dengan kepala daerah setempat pada hari kejadian. Presiden menghubungi Gubernur Sumatera Utara, Bupati Tapanuli Selatan, hingga Bupati Tapanuli Tengah untuk memastikan kondisi di lapangan dan kebutuhan penanganan darurat."Kemudian di hari itu juga, Bapak Presiden mengintruksikan, mengintruksikan Bapak Menko PMK, mengkoordinir segala kekuatan untuk sebesar-besarnya mobilisasi semua yang kita punya. Langsung ke sana. Oke?" kata Teddy.Pada 27 November, lanjut Teddy, seluruh helikopter yang berada di Pulau Sumatera digerakkan ke wilayah terdampak seperti Padang, Medan, dan Banda Aceh. Bahkan, helikopter dan pesawat dari Pulau Jawa juga diterbangkan ke Sumatera meski membutuhkan waktu tempuh hingga belasan jam.Ia menambahkan, pada hari kedua bencana, puluhan ribu personel gabungan TNI, Polri, dan masyarakat telah bergerak melakukan evakuasi serta penanganan darurat. Media baru diundang setelah sebagian besar kekuatan dan alat utama sistem pertahanan (alutsista) tiba di lokasi."Jadi itu semuanya sejak hari pertama, saya pastikan sudah berjuang keras, secepat mungkin di sana. Dan sampai sekarang, totalnya mungkin lebih dari 80 helikopter, pesawat, TNI, Polri, Basarnas, polisi, gabungan swasta, dibantu CSR, dibantu rekan-rekan semuanya," kata Teddy.Teddy Jawab Desakan Bencana NasionalKondisi pengungsi korban bencana Sumatera di Tapanuli Utara. Foto: Bakom RITeddy juga merespons desakan agar bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, ditetapkan sebagai bencana nasional.Teddy menegaskan, sejak awal pemerintah pusat telah mengambil alih penanganan secara nasional, termasuk dari sisi pendanaan.Ia menilai perdebatan soal status bencana nasional seharusnya tidak mengaburkan substansi utama, yakni kecepatan dan skala penanganan di lapangan.Teddy juga membantah anggapan bahwa tanpa status bencana nasional anggaran pusat tidak bisa digunakan. Ia menegaskan, Presiden telah memastikan pendanaan sepenuhnya dari pusat."Disampaikan Rp 60 triliun akan sudah dikeluarkan secara berangsur untuk membangun kembali rumah sementara rumah, kemudian tetap fasilitas semuanya, gedung DPRD, kecamatan juga, dan juga langsung seluruh Bupati, Wali Kota 52 itu, diberikan uang cash untuk di hari itu," papar dia.Pemerintah-Warga Berjuang KerasPrajurit TNI dari Satuan Tugas (Satgas) Yonif 122/Tombak Sakti (TS) Kodam I/BB menyalurkan bantuan logistik di Kecamatan Sitahuis, Kabupaten Tapanuli Tengah, Selasa (2/12/2025). Foto: Dok. Puspen TNITeddy menegaskan bahwa pemerintah telah bergerak cepat dan bekerja bersama warga sejak awal terjadinya bencana di sejumlah wilayah Sumatera dan Aceh.Ia menekankan upaya penanganan dilakukan sejak hari pertama, bahkan detik pertama, tanpa adanya sorotan kamera."Jadi yang saya mau sampaikan di sini, sejak hari pertama, detik pertama, pemerintah beserta warga itu sudah sama-sama berjuang keras, mengevakuasi warga, dan bagaimana caranya ini segera pulih," ujar Teddy.Teddy juga menyampaikan, Presiden Prabowo Subianto langsung mengambil langkah cepat dengan berkomunikasi dengan para kepala daerah terdampak.Pada hari yang sama, Teddy menjelaskan, Presiden menginstruksikan Menko PMK untuk mengkoordinasikan mobilisasi nasional. Sehari setelahnya, seluruh helikopter di Pulau Sumatera dan Jawa digerakkan menuju wilayah bencana.