Fatherless dan Dilema Anak Laki-laki Dewasa Awal dalam Pembentukan Konsep Diri

Wait 5 sec.

Ayah dan anak (sumber: freepik)Fatherless adalah istilah yang merujuk pada konsep yang menyatakan ketidakhadiran peran seorang ayah dalam lingkup keluarga baik secara fisik ataupun non fisik. Jika dalam keluarga ideal terdiri dari ayah, ibu, dan anak--maka istilah fatherless merujuk pada hilangnya peran ayah sebagai kepala keluarga bukan hanya kehadiran. Namun peran karena idealnya dalam mengasuh dan mendidik anak merupakan tanggung jawab bersama antara ayah dengan ibu dan harus seimbang. Menurut Lerner 2011 dalam (Rachmanulia & Dewi, 2023), hilangnya figur ayah dalam proses tumbuh kembang anak--maka akan mempengaruhi kepribadian anak dalam masa tumbuh kembang seperti rendahnya harga diri (self-esteem), memiliki emosi yang sulit dikontrol seperti mudah marah (anger), perasaan malu (shame). Karena tidak memiliki momen kebersamaan dengan figur ayah yang dirasakan oleh anak-anak sepantaran.Peran atau figur ayah sangat penting dalam pembentukan konsep diri bagi seorang anak laki-laki yang berada pada fase dewasa awal. Menurut (Putri & Priyanggasari, 2024), faktor-faktor yang berpotensi termasuk ke dalam kategori fatherless adalah kurangnya intensitas pertemuan ayah dan anak, kurangnya komunikasi yang aktif antara ayah dan anak, dan faktor lainnya bisa berupa karena perceraian antara ayah dan ibu yang mengakibatkan jarak bagi anak untuk berkomunikasi dengan ayah. Sekitar 25,8% atau sekitar satu dari empat keluarga yang memiliki anak di Indonesia mengalami fatherless data diambil berdasarkan BKBBN 2025. Data menunjukkan bahwa di Indonesia seorang ayah masih perlu berbenah dalam meningkatkan kualitas komunikasi dan interaksi antara ayah dan anak laki-laki.Kualitas komunikasi yang baik antara orang tua dan anak akan mendukung proses pembentukan konsep diri seorang anak, keterbukaan anak kepada orang tua hingga meningkatkan kepercayaan diri bagi anak dalam menjalankan aktivitasnya. Mengapa pembentukan konsep diri penting? Karena sebagai mahluk sosial manusia memiliki kebutuhan yang harus terpenuhi dalam hidup, hal ini dijelaskan dalam konsep piramida Maslow yang terdiri dari 5 poin yang di mana setiap poin saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.Piramida Maslow (sumber: shutterstock)Piramida Maslow dalam pembentukan konsep diri menjelaskan bahwa setiap tahap yang ada merupakan kebutuhan yang harus terpenuhi dari bawah ke atas jika semua aspek fisiologis dan rasa aman serta sosial juga harus terpenuhi sebelum masuk ke aspek selanjutnya, aspek penghargaan menjelaskan bahwa seseorang membutuhkan motivasi, dorongan dan penghargaan atas pencapaian yang didapatkan. Sehingga masih banyak orang tua terkhususnya figur ayah kurang memberikan aspek penghargaan kepada anak yang mengakibatkan anak merasa dilema dan bingung atas diri mereka sendiri, dampaknya anak akan merasa iri, membandingkan diri, dan emosional ketika melihat konsep figur ayah yang ideal berada pada keluarga lain. Sehingga perasaan emosional akan timbul dan rasa ketidakpercayaan diri akan terus, bahkan akan mempengaruhi identitas seorang anak dalam aspek gender seperti kurangnya sosok panutan yang maskulin atau feminin.