Kenapa Banyak Orang Dewasa Malu Menyampaikan Ucapan Selamat Hari Ibu?

Wait 5 sec.

Sumber : https://jatengprov.go.id/publik/peringatan-hari-ibu-tingkat-jateng-nawal-terus-perangi-kekerasan-perempuan/Pernahkah kalian merasa kurang nyaman ketika Hari Ibu tiba, meskipun sebenarnya sangat mencintai ibu? Terkadang, media sosial dipenuhi dengan ucapan manis, bunga, dan foto-foto keluarga yang bahagia, namun kita lebih memilih untuk tetap diam. Rasanya malu, gengsi, khawatir terdengar berlebihan, atau kebingungan untuk memulai. Mengapa banyak orang dewasa merasa demikian? Akhir-akhir ini, banyak orang mulai memahami bahwa perasaan gengsi dan diam ini bukan berarti “tidak peduli” terhadap ibu. Seringkali, hal ini muncul karena ikatan antara anak dan ibu berubah seiring waktu. Anak mulai membangun kehidupannya sendiri, memiliki pekerjaan, pasangan, dan tanggung jawab baru. Dengan sendirinya, jarak emosional terbentuk tanpa disadari. Kalimat sederhana seperti “Selamat Hari Ibu” terasa berat, dan kadang gengsi membuat kita menunda atau bahkan memilih untuk tidak mengucapkannya sama sekali.Beban yang Jarang TerlihatDi samping itu, banyak ibu menjalani hari-harinya dengan beban yang tidak terlihat. Mengatur rumah, merawat anak, mengelola emosi keluarga, dan tetap berusaha tampil kuat. Kelelahan mereka sering kali muncul dalam bentuk mudah tersinggung, menangis dengan cepat, atau ingin sendirian, bukan karena sensitif tetapi karena sudah lama menahan beban. Hari Ibu semestinya menjadi pengingat bahwa di balik senyuman ibu, terdapat tenaga dan emosi yang tidak tampak. Bahkan, kelelahan ini sering kali muncul tanpa disadari, tanpa ada yang menyadari seberapa besar pengorbanan yang telah ibu berikan untuk keluarga.Diam dan Gengsi: Mengatasi PerasaanFenomena ini mirip dengan mekanisme coping. Diam, gengsi, atau menahan diri bukanlah tanda ketidakpedulian. Terkadang, itu adalah cara anak dewasa melindungi diri dari rasa bersalah atau tekanan emosional yang muncul karena merasa belum cukup berkontribusi atau belum cukup membalas semua yang diberikan oleh ibu. Beberapa juga menunda ucapan atau hanya mengirim pesan singkat karena merasa ragu apakah kata-kata mereka cukup tepat. Semua ini adalah hal yang wajar dan manusiawi.Cinta yang Tulus Tidak Perlu MegahHari Ibu adalah waktu untuk mengingatkan kita bahwa cinta dan perhatian tidak harus sempurna, dan yang sederhana pun bisa sangat berarti. Ucapan besar atau hadiah mahal tidak selalu diperlukan. Terkadang, pesan singkat, panggilan cepat, atau sekadar emoji lucu sudah cukup untuk menunjukkan bahwa kita peduli. Yang terpenting adalah hadir, meski sebatas kemampuan kita saat ini, dan mencintai dengan tulus. Tidak ada ibu atau anak yang sempurna, dan ketidaksempurnaan itu justru membuat hubungan lebih manusiawi. Memberi cinta sesuai kemampuan, tanpa beban standar orang lain, adalah bentuk penghargaan yang paling nyata bagi ibu.