Saat Pelajar di Garut Diciduk Densus 88 karena Diduga Terpapar Neo-Nazi

Wait 5 sec.

Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror menggeledah rumah di Garut, Jawa Barat terkait dugaan keterlibatan salah satu penghuni rumah dengan paham Neo-Nazi atau radikal kiri, Selasa (23/12/2025). Foto: Dok. IstimewaPenggeledahan dilakukan terhadap sebuah rumah di Garut, Jawa Barat pada Selasa (23/12). Penggeledahan dilakukan oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror. Penggeledahan terkait dugaan terpaparnya salah satu penghuni rumah, pelajar SMK berusia 18 tahun, dengan paham Neo-Nazi."Mulainya sekitar pukul 20.00 WIB sampai sekitar pukul 23.30 WIB," kata salah seorang warga kepada wartawan, Rabu (24/12).Kegiatan penggeledahan melibatkan sejumlah personel Densus 88 yang datang ke lokasi menggunakan kendaraan barakuda, serta bersenjata lengkap. Bahkan dalam salah satu gambar yang diterima kumparan, tim juga menggunakan sebuah robot yang diduga digunakan untuk mendeteksi keberadaan sesuatu.Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun kumparan, penggeledahan dilakukan kaitan dengan penghuni rumah yang terafiliasi dengan salah satu member aktif grup Whatsapp.Member tersebut adalah warga Garut kelahiran Bandung dan berstatus sebagai pelajar salah satu sekolah.Ia terindikasi menganut paham radikal Neo-Nazi dan sempat membagikan video juga foto bom pipa dan bahkan cara membuat peluru.Jemput Pelajar Sebelum Geledah RumahnyaSebelum menggeledah, tim Densus 88 sempat menjemput pelajar tersebut di Kota Bandung. Setelah dibawa ke Garut, yang bersangkutan juga sempat dilakukan asesmen oleh tim yang telah disiapkan.Setelah dilakukan asesmen, tim gabungan kemudian melakukan penggeledahan di rumahnya di wilayah Kecamatan Garut Kota hingga tengah malam.Dalam penggeledahan itu, petugas mengamankan sejumlah barang bukti, mulai bubuk arah, belerang, buku-buku paham Neo-Nazi, kabel, sejumlah cairan, proyektil peluru, telepon genggam, dan lainnya.Kaitan dengan penggeledahan oleh Densus 88, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Garut, AKP Joko Prihatin membenarkannya. Kepada wartawan, ia menyebut bahwa pihaknya dalam kegiatan tersebut terlibat sebagai pendamping."(Dalam penggeledahan yang dilakukan Densus 88) Kami hanya melakukan pendampingan saja," kata Joko.Meski begitu, Joko mengaku tidak bisa memberikan keterangan lebih jauh kaitan dengan penggeledahan tersebut. Itu karena menurutnya hal tersebut ranahnya Densus 88 untuk menjelaskan lebih detail."Untuk detailnya, kaitan dengan kasus apa, barang bukti, dan lainnya, itu ranahnya Densus 88 untuk menyampaikan. Kami dari Polres Garut hanya mem-backup saja tugasnya," katanya.Cerita TetanggaSalah satu tetangga pelajar itu mengaku kaget saat tim Densus 88 berseragam dan bersenjata lengkap datang ke lokasi.“Rarewas a ek asup ka komplek, jug polisi hungkul (Kaget a, mau masuk kompleks perumahan tiba-tiba melihat banyak polisi),” kata Asep (bukan nama sebenarnya), Rabu (24/12).Asep mengaku mengetahui adanya kegiatan penggeledahan yang dilakukan Densus 88 saat hendak pulang ke rumah usai bekerja. Ia sempat melihat dari kejauhan.“Abi teu bisa ningali jadi ti jauh kamari ge a lalajona (Saya nggak bisa lihat, jadinya dari kejauhan lihatnya),” akunya.Ia pun mengaku tidak menyangka bahwa tetangga perumahannya itu diduga terpapar paham Neo-Nazi. Sepengetahuannya, sosok pelajar sekolah menengah kejuruan (SMK) itu dikenal cukup pintar dan menguasai beberapa bahasa asing.“Jepang, Arab. Pokonamah ceuk nu apal bisa 7 bahasa (bisa bahasa Jepang, Arab. Pokoknya kalau kata orang yang tahu bisa 7 bahasa),” katanya.Asep mengungkapkan bahwa pelajar tersebut bukan warga asli Garut, melainkan pendatang. “Aslinya Padang, lahirnya di Bandung. Kecilnya sempat di Garut, lalu ke Padang, lalu ke Garut lagi,” ungkapnya.Saat ini, pelajar tersebut menurut Asep duduk di bangku SMK kelas X. Namun ia tidak mengetahui secara pasti jurusan apa di SMK tersebut.