Bulog Catat Realisasi Penyaluran Beras SPHP Capai 784 Ribu Ton

Wait 5 sec.

Dirut Bulog Mayjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani peninjauan beras SPHP dan beras premium di Alfamart Radio Dalam, Jakarta Selatan, Minggu (14/9/2025). Foto: Widya Islamiati/kumparanDirektur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani menyebutkan realisasi penyaluran beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) mencapai 784 ribu ton lebih hingga 24 Desember 2025."Realisasinya (distribusi beras SPHP) adalah sampai hari ini 784 ribu ton," kata Rizal mengutip Antara, Rabu (24/12).Penyaluran beras SPHP dilakukan Bulog melalui berbagai gerai resmi meliputi pengecer di pasar rakyat, Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih, pemerintah daerah melalui gerai pangan binaan dan Gerakan Pangan Murah (GPM).Selain itu dengan kolaborasi dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui gerai BUMN, instansi pemerintah (TNI-Polri), koperasi atau GPM, Rumah Pangan Kita (RPK) Perum Bulog, hingga ritel modern.Pendekatan kolaborasi pentahelix itu memperkuat upaya Bulog mempercepat distribusi beras dari gudang sekaligus memenuhi kebutuhan masyarakat di seluruh Indonesia.Bahkan sebelumnya Bulog juga berkolaborasi dengan PT Pegadaian, sebagai salah satu saluran resmi penjualan beras SPHP, yaitu melalui gerai BUMN. Kolaborasi itu dilakukan guna membantu masyarakat berpenghasilan rendah melalui kegiatan operasi pasar murah.Petugas menata beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di Transmart, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Selasa (26/8/2025). Foto: Fakhri Hermansyah/ANTARA FOTOBulog juga memastikan masyarakat di wilayah tertinggal, terdepan, terluar, dan perbatasan (3TP) dapat membeli beras Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) lebih dari dua pak per orang.Kebijakan khusus itu diberikan sebagai bentuk perhatian pemerintah terhadap kondisi warga di wilayah 3TP yang dinilai memiliki keterbatasan akses terhadap pangan dan logistik dibandingkan daerah lain.Bulog menerapkan kebijakan tersebut sebagai langkah afirmatif agar masyarakat di wilayah 3TP tetap mendapatkan ketersediaan beras dengan harga terjangkau melalui program SPHP.Diketahui target distribusi beras SPHP hingga periode Januari hingga Desember 2025 sebanyak 1,5 juta ton.Menurut Rizal salah satu kendala penyaluran beras SPHP tidak mencapai target pemerintah tahun ini karena distribusi beras subsidi itu selama empat bulan sempat terhenti. Pada tahun depan, Bulog berencana menyalurkan beras SPHP sepanjang tahun."Januari-Februari (2025) SPHP (dilakukan distribusi), Maret-April-Mei-Juni enggak ada (distribusi SPHP akibat masa panen raya). Juli (hingga Desember 2025) baru ada lagi SPHP. Nah ini makanya capaiannya baru 52 persen, ini jadi kendala," beber Rizal."Jadi untuk ke depan supaya SPHP-nya juga besar capaiannya, harapan kami ke depan mulai dari Januari sampai Desember (2026) itu ada SPHP," tambah Rizal.Warga membawa beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang dibeli dari Dinas Ketahanan Pangan Dan Pertanian Kota Samarinda di Kelurahan Loa Bakung, Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (27/8/2025). Foto: M. Risyal Hidyat/ANTARARizal optimistis, melalui kolaborasi erat dengan berbagai pihak dan penguatan distribusi nasional, penyaluran beras SPHP mampu mencapai hingga 60 persen dari target yang ditetapkan pada tahun ini."Kalau estimasi saya bisa sampai sekitar 60 persen Insya Allah. Ini kan masih ada sekitar enam hari lagi," ucap Rizal.Adapun beras SPHP dijual sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET), yaitu Rp12.500 per kilogram untuk zona 1 (Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, NTB, Sulawesi), Rp13.100 per kilogram untuk zona 2 (Sumatera selain Lampung dan Sumsel, NTT, Kalimantan); dan Rp13.500 per kilogram untuk zona 3 (Maluku, Papua).