Kecelakaan Maut Tol Krapyak: 16 Orang Tewas, Sopir Bus Jadi Tersangka

Wait 5 sec.

Proses evakuasi Bus PO Cahaya Trans yang mengalami kecelakaan tunggal di Simpang Susun Exit Tol Krapyak Kota Semarang. Foto: Instagram/ @relawangabungansemarangSebuah bus penumpang dari PO Cahaya Trans mengalami kecelakaan tragis di Simpang Susun Exit Tol Krapyak, Kota Semarang, pada Senin (22/12) dini hari, menewaskan 16 orang dan melukai puluhan lainnya. Bus yang membawa 34 penumpang itu kehilangan kendali saat memasuki jalur menurun di exit tol dan terguling setelah menabrak pembatas jalan. Penyebab kecelakaan kini masih dalam penyelidikan polisi.Polisi telah menetapkan sopir bus berusia 22 tahun sebagai tersangka dan memastikan ia negatif narkoba, serta menyatakan bahwa jam terbang sopir terbatas. Dugaan human error saat mengemudi di zona tikungan jadi salah satu fokus penyelidikan karena bus melaju dengan kecepatan tinggi sebelum terguling.Berikut rangkumannya.16 Orang Tewas Kecelakaan Bus di Tol Krapyak, Sopir Negatif NarkobaBus PO Cahaya Trans yang membawa 34 penumpang terguling di exit Tol Krapyak, Semarang, pada Senin (22/12) dini hari, mengakibatkan 16 orang tewas dan 18 lainnya luka-luka. Kecelakaan itu terjadi saat bus melaju dari arah Kalikangkung menuju Krapyak dan diduga kehilangan kendali saat memasuki tikungan menurun.Sopir bus, yang selamat dari kecelakaan, kemudian diperiksa oleh polisi dan hasil pemeriksaan menunjukkan negatif dari pengaruh narkoba. Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Artanto. Foto: Muthia Firdaus/kumparan“Hasil dari pemeriksaan darah memang negatif. Saat ini sedang dilakukan pemeriksaan analisis oleh pihak medis. Dan tentunya kita masih menunggu hasilnya dan saat ini masih berproses,” ujar Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Artanto, Senin (22/12).Gagal Kontrol Picu Kecelakaan, 16 Orang TewasInstruktur Keselamatan Berkendara sekaligus Founder Jakarta Defensive Driving Consultant (JDDC), Jusri Pulubuhu, menyebut kecelakaan bus PO Cahaya Trans dipicu oleh kegagalan pengemudi dalam mengontrol kecepatan, atau ia sebut sebagai Speed Adaptation Failure.”Speed adaptation failure biasa terjadi bagi para pengemudi-pengemudi yang sudah berjam-jam di tol. Ketika mereka exit tol, mereka gagal beradaptasi dengan kecepatan yang seharusnya,” kata Jusri.Bus PO Cahaya Trans berkelir kuning itu dikabarkan melaju kencang, yang membuat sopir kesulitan mengendalikan bus menuju jalur menurun dan berbelok.Proses evakuasi Bus PO Cahaya Trans yang mengalami kecelakaan tunggal di Simpang Susun Exit Tol Krapyak Kota Semarang. Foto: Instagram/ @relawangabungansemarangAkibatnya, puluhan penumpang mengalami luka dan sebagian besar dari 16 korban meninggal dunia teridentifikasi serta telah diserahkan kepada keluarga untuk pemakaman.Sementara itu, polisi menjelaskan bahwa sopir bus tengah melaju dengan kecepatan tinggi. Karena kurang mengenal medan, ia terkejut ketika rute jalan tiba-tiba menikung dan menurun.“Yang bersangkutan terkejut dan berupaya melakukan manuver dengan membanting setir ke kiri. Namun karena posisi kendaraan sudah berada di lajur kanan, bus kehilangan kendali, terbalik, dan membentur dinding beton di sisi kanan jalan tol,” jelas Kapolrestabes Semarang Kombes Pol M. Syahduddi. Selain itu, petugas tidak menemukan tanda-tanda pengereman. Gilang juga diketahui tidak dalam kondisi mengantuk saat kejadian.“Berdasarkan pengakuannya memang tidak dalam kondisi ngantuk. Pengakuannya tidak sempat mengerem,” imbuhnya.Sopir 22 Tahun: Jam Terbang MinimPolrestabes Semarang mengungkap bahwa sopir bus yang tengah memandu PO Cahaya Trans adalah seorang pemuda berusia 22 tahun yang jam terbangnya masih minim, sehingga menjadi salah satu faktor yang diperiksa dalam kecelakaan ini.“Kondisi ini menjadi salah satu aspek penting yang tengah didalami untuk mengungkap secara komprehensif penyebab kecelakaan maut tersebut,” ujar Syahdudi, dalam keterangannya. Polisi menujukkan sopir bus Cahaya Trans, Gilang Ihsan Faruq (22) sebagai tersangka dalam kasus kecelakaan yang menewaskan 17 orang di exit Tol Krapyak Semarang saat konpers di Polrestabes Semarang, Selasa (23/12/2025). Foto: Intan Alliva Khansa/kumparanSopir bus itu bernama Gilang. Nyatanya, ia adalah sopir cadangan. Seorang sopir beserta kernet pun sudah diamankan polisi, sebagai bagian dari penyelidikan.“Ini adalah sopir pengganti atau cadangan, di mana pada saat berangkat dari Bogor menuju Jogja, sempat berhenti di Subang untuk berganti sopir,” kata Artanto.Sopir Bus Kecelakaan Maut Tol Krapyak Jadi Tersangka, Minta MaafPolrestabes Semarang telah menetapkan sopir bus PO Cahaya Trans, Gilang Ihsan Faruq (22 tahun), sebagai tersangka dalam kasus kecelakaan maut yang merenggut nyawa 16 orang di exit Tol Krapyak.Penetapan tersangka dilakukan setelah penyidik melakukan gelar perkara, memeriksa sejumlah saksi dan bukti yang berkaitan dengan peristiwa kecelakaan. Gilang dinilai lalai dalam mengemudi sehingga menyebabkan kecelakaan.Dalam kesempatan itu, Gilang menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga korban atas kejadian yang terjadi akibat kecelakaan tersebut.Polisi menujukkan sopir bus Cahaya Trans, Gilang Ihsan Faruq (22) sebagai tersangka dalam kasus kecelakaan yang menewaskan 17 orang di exit Tol Krapyak Semarang saat konpers di Polrestabes Semarang, Selasa (23/12/2025). Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan“Assalamualaikum saya Gilang saya meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada keluarga korban atas kelalaian saya mengemudi yang mengakibatkan mereka harus kehilangan anggota keluarganya. Saya meminta maaf,” kata Gilang.Atas perbuatannya, tersangka dijerat Pasal 310 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan terkait kelalaian yang mengakibatkan korban luka berat hingga meninggal dunia.Warga Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, itu terancam pidana penjara maksimal 6 tahun.