Adipati Agung Guillaume dari Luksemburg dan Adipati Agung Stephanie dari Luksemburg melambaikan tangan dari balkon Istana Adipati Agung di Luksemburg, Jumat, 3 Oktober 2025.JAKARTA - Adipati Agung Guillaume resmi dimahkotai sebagai Raja Luksemburg dalam upacara megah yang dihadiri oleh para bangsawan dan kepala negara Eropa di Istana Agung.Suasana penuh haru dan kebanggaan menyelimuti ibu kota saat lonceng gereja berdentang dan ratusan warga memadati jalanan di luar istana sambil meneriakkan, “Guillaume! Guillaume!” Sang adipati agung yang berusia 43 tahun itu tampil gagah mengenakan seragam militer hijau zaitun dengan selempang kuning diagonal di dadanya.Ia muncul di balkon istana didampingi Grand Duchess Stéphanie yang mengenakan gaun biru elegan, serta kedua putra mereka, Pangeran Charles (5) dan Pangeran François (2), untuk menyapa rakyatnya.Dalam pidato perdananya, Guillaume menegaskan komitmennya untuk hidup dekat dengan rakyat Luksemburg.“Saya akan menjalani kehidupan rakyat saya. Saya tidak ingin ada jarak antara kita. Saya akan berbagi suka dan duka mereka,” ucap Guillaume, mengutip pidato legendaris Grand Duchess Charlotte pada tahun 1919.Guillaume juga menyinggung situasi geopolitik global dengan membandingkan ketegangan masa kini dengan trauma Perang Dunia I.“Monarki selalu menjadi pilar stabilitas dan kebersamaan di masa krisis. Sumpah yang baru saja saya ambil menandai tonggak kelembagaan penting bagi negara kita,” lanjutnya.Penobatan Guillaume menandai akhir masa pemerintahan Henri (70 tahun), ayahnya, yang telah memimpin selama 25 tahun. Di seluruh kota tua Luksemburg, toko-toko dan rumah-rumah memasang potret keluarga kerajaan serta spanduk biru bertuliskan “Trounweissel”, yang berarti penobatan dalam bahasa Luksemburg.Warga seperti Nefeni Neocleousk (18) tampak antusias dengan bendera Luksemburg tersampir di bahu.“Lakukan yang terbaik, kamu pasti berhasil,” katanya dengan semangat.Upacara penobatan dihadiri keluarga kerajaan dari Belanda dan Belgia, serta para pemimpin dunia, termasuk Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier. Malamnya, Guillaume menggelar jamuan gala di Istana Agung bagi tamu kehormatan.Guillaume menjadi Adipati Agung ketujuh Luksemburg sejak berdirinya monarki modern pada tahun 1890. Luksemburg sendiri adalah satu-satunya kadipaten agung di dunia.Sebagai bagian dari tradisi kerajaan, Guillaume dijadwalkan berkeliling negara pada 4–5 Oktober 2025, menutup rangkaian penobatan dengan Misa Minggu di Katedral Notre-Dame de Luxembourg bersama Uskup Agung Jean-Claude Hollerich.Guillaume menempuh pendidikan di Prancis, Swiss, dan Akademi Militer Sandhurst di Inggris, serta pernah bekerja di sejumlah perusahaan di Belgia, Jerman, dan Spanyol.Menurut Christoph Brüll, sejarawan Universitas Luksemburg, Guillaume kemungkinan besar akan melanjutkan peran tradisional monarki, yakni sebagai simbol persatuan tanpa ikut campur dalam politik.Luksemburg, negara kecil di jantung Eropa yang berbatasan dengan Prancis, Jerman, dan Belgia, dikenal sebagai negara terkaya di Uni Eropa berdasarkan PDB per kapita. Negara ini juga menjadi pusat keuangan utama dan rumah bagi lembaga penting Uni Eropa seperti Mahkamah Eropa dan Bank Investasi Eropa.