Transormasi Digital Buat Koperasi Daerah Makin Berdaya

Wait 5 sec.

Koperasi Konsumen Kana di Workshop Percepatan Operasionalisasi KDKMP Simalungun (Ist)SIMALUNGUN - Gerakan modernisasi koperasi desa menjadi salah satu ujung tombak untuk mengembangkan perputaran ekonomi daerah. Semangat transformasi digital itu pun sudah mulai terlihat di Simalungun.Digitalisasi koperasi desa di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara diwujudkan secara nyata melalui program Simkopdes — sistem informasi dan manajemen koperasi desa yang dikembangkan Kementerian Koperasi dan UKM.Momentum ini menjadi sorotan utama dalam Workshop Percepatan Operasionalisasi KDKMP (Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih) yang digelar pada 4 Oktober kemarin. Sebanyak 413 KDKMP dari berbagai daerah hadir, menandai langkah besar menuju koperasi yang lebih modern dan terintegrasi.Deputi Bidang Kelembagaan dan Digitalisasi Koperasi Kemenkop UKM, Henra Saragih, menyebut digitalisasi sebagai fondasi penting dalam membangun koperasi yang tangguh dan transparan.“Simkopdes bukan sekadar pembaruan sistem. Ini fondasi untuk membangun ekosistem kemitraan, pembiayaan, dan jaringan usaha koperasi desa yang lebih luas,” ujar Henra dalam keterangan tertulis.Menurutnya, koperasi yang sudah mengadopsi sistem digital akan lebih mudah terhubung dengan sektor perbankan, lembaga pembiayaan, hingga mitra industri. Konektivitas ini penting agar koperasi desa bisa masuk dalam rantai pasok nasional.Workshop tersebut juga melibatkan sejumlah mitra strategis seperti BRI, Bulog, dan PT Pos Indonesia. Kolaborasi lintas sektor ini menandai perubahan cara pandang terhadap koperasi desa — bukan lagi entitas tradisional, tapi mitra bisnis potensial dalam memperkuat ekonomi lokal.Koperasi Konsumen Kana menjadi salah satu contoh koperasi modern asal Surabaya yang mempelopori program “Koperasi Manis”. Program ini menghadirkan model ritel berbasis kemitraan antar-koperasi dengan konsep yang lebih profesional dan berkelanjutan.Ketua Harian Kana, Tresya Wijaya, menjelaskan bahwa “Koperasi Manis” membantu koperasi desa memperluas peran mereka, tak hanya di sektor simpan pinjam.“Kami ingin koperasi desa naik kelas. Dengan sistem konsinyasi, KDKMP bisa mengelola toko ritel dengan pasokan dari kami tanpa harus menanggung risiko modal besar,” jelas Tresya.Dalam program itu, Kana memberikan akses barang konsinyasi hingga Rp200 juta dan dukungan operasional sebesar Rp2 juta untuk koperasi yang lolos seleksi. Produk kebutuhan pokok seperti gula, kecap, hingga makanan kaleng disalurkan lewat sistem logistik terpadu. Hingga kini, lebih dari 400 KDKMP di Jawa Timur sudah menerapkan model ini.Integrasi antara Simkopdes dari pemerintah dan Koperasi Manis dari sektor koperasi modern menciptakan sinergi yang solid. Pemerintah berperan sebagai fasilitator digitalisasi, sementara koperasi seperti Kana membantu memperkuat sisi komersial dan rantai pasoknya.