Ilustrasi pil KB (Freepik)JAKARTA - Masih banyak mitos yang beredar di masyarakat mengenai penggunaan pil KB kombinasi. Hal ini lantas membuat sebagian perempuan merasa ragu menggunakan metode kontrasepsi ini karena kekhawatiran akan efek sampingnya, mulai dari penambahan berat badan hingga gangguan kesuburan.Padahal, pil KB kombinasi atau combined oral contraceptive termasuk salah satu metode kontrasepsi modern yang aman, efektif, dan bahkan memberi manfaat tambahan bagi kesehatan perempuan jika digunakan sesuai anjuran dokter.Kontrasepsi berupa pil yang diminum setiap hari ini termasuk kontrasepsi modern yang terbukti efektif mencegah kehamilan. Selain manfaat utamanya, KOK juga membantu menyeimbangkan hormon, mengatur siklus haid, mengurangi nyeri menstruasi, memperbaiki jerawat akibat ketidakseimbangan hormon, serta mengurangi gejala PMS dan PMDD (Premenstrual Syndrome dan Premenstrual Dysphoric Disorder).Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi RSU Bunda, dr. Olivia Oktaviani, Sp.OG, menekankan pentingnya perencanaan kehamilan bagi pasangan suami istri. Salah satu caranya dengan menerapkan perencanaan keluarga atau biasa disebut family planning. Family planning sendiri memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan ibu dan anak, sekaligus meningkatkan kualitas hidup keluarga. Upaya ini dilakukan agar pasangan dapat menentukan jumlah anak, jarak kelahiran, serta waktu yang tepat untuk memiliki anak sesuai kesiapan fisik, mental, dan ekonomi."Tujuannya adalah mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, meningkatkan kesehatan ibu dan bayi, hingga menunjang pembangunan sosial dan ekonomi. Jika kehamilan tidak direncanakan dengan baik, dampaknya dapat terjadi risiko kesehatan yang memiliki pengaruh terhadap kualitas kesehatan ibu dan anak,” jelas dr. Olivia saat sesi edukasi Family Planning for a Better Future di Jakarta, baru-baru ini.Konferensi pers Hari Kontrasepsi Dunia 2025 di Jakarta. (Dinno/VOI)Menurut data FP2030 (global family planning partnership), hanya sekitar 42 persen perempuan usia reproduktif di Indonesia yang menggunakan kontrasepsi modern. Rendahnya angka tersebut menyebabkan sekitar 38 persen kehamilan di Indonesia terjadi tanpa perencanaan, yang berpotensi meningkatkan risiko aborsi tidak aman dan kematian ibu.Dokter Olivia menjelaskan akses terhadap kontrasepsi dapat mencegah hingga 30 persen kematian ibu di negara berkembang. Kontrasepsi juga membantu menghindari kehamilan berisiko seperti pada usia terlalu muda, jarak kehamilan terlalu dekat, atau frekuensi melahirkan terlalu sering yang berpotensi menyebabkan komplikasi serius seperti anemia, perdarahan, hingga preeklampsia."Penggunaan kontrasepsi bisa menurunkan angka kematian bayi dan balita. WHO mencatat jarak kelahiran yang tepat bisa mencegah hingga 10 persen kematian bayi. Kontrasepsi juga berperan dalam meningkatkan status gizi anak dan mengurangi risiko bayi lahir prematur,” tambahnya.Di antara berbagai metode kontrasepsi yang tersedia, pil KB kombinasi menjadi salah satu pilihan populer karena efektivitasnya yang tinggi serta manfaat tambahan bagi kesehatan perempuan.Selain mencegah kehamilan, pil KB kombinasi juga memberikan manfaat tambahan untuk menjaga kesehatan reproduksi perempuan.Manfaat kontrasepsi modern seperti pil KB kombinasi atau kontrasepsi hormonal kombinasi yang berisi estrogen dan progesteron mampu menjaga kesehatan reproduksi perempuan. Di antaranya, mengatur siklus menstruasi, mengurangi nyeri haid, dan mengurangi perdarahan berlebihan,” jelas dr. Olivia.Dalam kesempatan yang sama, apt. Renata Andari, S.Farm., Senior Product Manager PT Hexpharm Jaya Laboratories, sependapat kalau pil KB kombinasi memiliki manfaat non-kontraseptif yang signifikan.Hal ini selaras dengan panduan American College of Obstetricians and Gynecologists (2022), manfaat tersebut berhubungan langsung dengan kualitas hidup perempuan, seperti mengurangi nyeri haid, memperbaiki jerawat hormonal, menurunkan risiko anemia akibat perdarahan berlebih, serta melindungi dari risiko kanker ovarium dan endometrium."Anemia akibat perdarahan menstruasi masih menjadi masalah kesehatan serius. Data Riskesdas 2018 mencatat prevalensi anemia pada perempuan usia 15–49 tahun mencapai 23,9 persen. Kabar baiknya, pil kombinasi dapat menekan risiko anemia tersebut,” ungkap Renata.Ia menambahkan, beberapa formulasi pil KB kombinasi juga membantu mengurangi gejala PMS seperti nyeri payudara, perubahan suasana hati, dan kembung. Bahkan, efeknya terhadap pengendalian jerawat membuat banyak perempuan merasa lebih percaya diri.Sementara itu, apt. Feri, S.Farm., Group Marketing Head PT Hexpharm Jaya Laboratories, menegaskan penggunaan kontrasepsi adalah hak setiap perempuan untuk mengatur tubuh dan masa depannya."Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memahami pentingnya perencanaan keluarga dan memiliki akses terhadap kontrasepsi yang aman dan berkualitas," ujarnya.