Sam Altman, CEO OpenAI, cari pendaan chip di Asia (foto: x @5149jamesli)JAKARTA - CEO OpenAI, Sam Altman, tengah melakukan tur global ke Asia Timur dan Timur Tengah untuk mencari pendanaan serta mitra manufaktur dalam rangka memperluas infrastruktur komputasi perusahaan. Hal ini diketahui menurut laporan The Wall Street Journal (WSJ) pada Sabtu 4 Oktober.Menurut laporan tersebut, sejak akhir September Altman telah mengadakan serangkaian pertemuan di Taiwan, Korea Selatan, dan Jepang dengan sejumlah pemasok besar seperti Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC), Foxconn, Samsung Electronics, dan SK Hynix. Tujuan utama pembicaraan tersebut adalah untuk meningkatkan kapasitas produksi chip AI dan memastikan agar OpenAI mendapatkan prioritas utama dalam pemesanan komponen penting tersebut.WSJ melaporkan bahwa Altman menekan para pemasok agar memperbesar kapasitas produksi chip dan memberikan prioritas khusus bagi pesanan OpenAI, seiring dengan meningkatnya permintaan global terhadap komputasi kecerdasan buatan (AI).Pihak Microsoft, TSMC, Foxconn, Samsung, dan SK Hynix belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar di luar jam kerja normal.Awal pekan ini, Samsung Electronics dan SK Hynix dikabarkan telah menandatangani surat pernyataan niat (letters of intent) untuk memasok chip memori bagi pusat data OpenAI — langkah yang dinilai sebagai bagian penting dari upaya perusahaan memperkuat kapasitas komputasi globalnya.Selain di Asia Timur, Altman juga berencana mengunjungi Uni Emirat Arab (UEA) untuk bertemu dengan para investor potensial. Pertemuan tersebut bertujuan menggalang dana tambahan guna mendukung ekspansi infrastruktur serta penelitian jangka panjang OpenAI.Menurut laporan WSJ yang mengutip sumber internal, OpenAI telah memberi tahu para investor dan mitra bisnisnya bahwa perusahaan kemungkinan akan menghabiskan sekitar 16 miliar dolar AS (sekitar Rp260 triliun) untuk menyewa server komputasi pada tahun 2025 ini saja. Angka itu bahkan diperkirakan bisa melonjak hingga 400 miliar dolar AS (sekitar Rp6.500 triliun) pada tahun 2029 mendatang, seiring peningkatan skala operasi dan kebutuhan pemrosesan data untuk kecerdasan buatan yang semakin besar.Langkah agresif Altman ini menegaskan ambisi OpenAI untuk memperkuat posisinya sebagai pemimpin global dalam industri AI, di tengah persaingan ketat dengan raksasa teknologi seperti Google DeepMind, Anthropic, dan Meta AI.Dengan permintaan global terhadap model AI yang semakin meningkat, kolaborasi antara OpenAI dan raksasa semikonduktor Asia ini dipandang sebagai langkah strategis untuk memastikan ketersediaan pasokan chip yang menjadi tulang punggung pengembangan teknologi kecerdasan buatan di masa depan.