Jaga Citra Merek, China Kontrol Ketat Ekspor Masif Mobil Listrik

Wait 5 sec.

Sejumlah mobil listrik XPeng X9 tiba di Indonesia. Foto: XpengPermasalahan perang harga mobil listrik di pasar domestik China, ternyata merambah kebijakan lainnya dari negara tersebut. Baru-baru ini, pemerintah akan melakukan aturan ekspor kendaraan yang lebih ketat ke negara tujuan.Disitat Carscoops, langkah tersebut diambil karena merebak kekhawatiran soal potensi banjir stok battery electric vehicle (BEV) asal China di negara lain. Menyebabkan dinamika persaingan pasar yang sehat menjadi terganggu.Beijing sendiri rencananya akan mulai mengeluarkan aturan baru tersebut pada Januari 2026 mendatang. Diharapkan, adanya kebijakan baru ini turut berdampak pada peningkatan layanan purna jual setiap merek China yang menjajakan pasar di negara lain.Kementerian Perdagangan China menyatakan, setiap pabrikan nantinya diwajibkan mengajukan permohonan lisensi ekspor. Sebuah aturan yang sudah ada untuk ekspor kendaraan hibrida atau hybrid electric vehicle (HEV) dan konvensional atau internal combustion engine (ICE).Kapal BYD Shenzhen. Foto: BYDDikabarkan, pemerintah China cukup dibuat pusing dan kewalahan soal laporan aktivitas ekspor BEV buatannya ke berbagai negara, tetapi tidak diikuti dengan kebijakan serta komitmen layanan purna jual yang matang di pasar tujuan.Pemberitaan CBT News, pelayanan purna jual buruk dan dukungan jaringan penjualan yang tidak serius, akan meninggalkan kesan negatif bagi para konsumen terhadap citra merek yang tentunya berasal dari China itu. Situasi tersebut juga mengganggu dinamika pasar dan pemain industri lokal.Direktur Penelitian Kebijakan asal China Automotive Technology Research Center, Wu Songquan menekankan pentingnya bagi produsen kendaraan China untuk menerapkan standar baku pelayanan dan berfokus pada kualitas produk.Media test drive mobil listrik Neta V di Semarang, Jawa Tengah. Foto: Sena Pratama/kumparanHal itu dinilainya amat berguna untuk memupuk rasa kepercayaan jangka panjang dari konsumen mereka sendiri, juga persepsi soal kendaraan buatan atau asal China secara luas ke depannya.China saat ini memang sedang menyandang status sebagai negara produsen dan pengekspor terbesar di dunia. Sektor otomotif, Negeri Tirai Bambu bahkan sudah mampu menyalip Jepang yang dikenal sebagai raja kendaraan bermotor dunia.Penyerapan pasar domestik China yang begitu besar, 30 juta unit per tahun, mendorong banyaknya lahir merek-merek baru, terutama mereka-mereka yang membuat BEV. Namun saat pasar dalam negeri melemah, produksi yang berlebih diharuskan beralih untuk ekspor.