Presiden Prancis Emmanuel Macron berbicara saat menyapa Presiden Ukraina sebelum pertemuan mereka di Istana Kepresidenan Elysee di Paris (3/9/2025). Foto: Ludovic Marin/AFPMundurnya Perdana Menteri Prancis Sebastien Lecornu pada Senin (6/10) menciptakan tekanan terhadap Presiden Emmanuel Macron. Lecornu mundur setelah berkuasa kurang sebulan.Langkah Sebastien Lecornu diambil 14 jam setelah mengumumkan pemerintahan baru. Dengan mundurnya Lecornu kini Macron diminta mencari cara menghindari deadlock Pemerintahan Prancis.Lecornu mengatakan pengunduran dirinya disebabkan adanya faksi-faksi yang memaksanya menanggalkan jabatan PM. Lecornu merupakan PM tersingkat dalam sejarah modern Prancis.Perdana Menteri Prancis Sebastien Lecornu. Foto: Gonzalo Fuentes/REUTERS“Kondisi seperti ini membuat saya tidak dapat memenuhi fungsi saya sebagai PM,” kata Lecornu seperti dikutip dari AFP.Pengunduran diri Lecornu disorot negara-negara Eropa lainnya. Pemerintah Jerman menyebut stabilitas Pemerintah Prancis penting bagi Eropa.Sebab, Pemerintah Jerman percaya Prancis yang stabil akan berkontribusi pada stabilitas Eropa.Perdana Menteri Prancis Sebastien Lecornu. Foto: Yves Herman/REUTERSAdapun Macron telah menolak percepatan pemilu setelah pemerintahan Lecornu runtuh. Macron juga menolak mundur sampai masa jabatannya berakhir.Krisis politik dan pemerintahan di Prancis memicu sosok sayap kanan Marine Le Pen angkat bicara. Perempuan itu digadang-gadang sebagai calon kuat melengserkan Macron.“Sangat bijak untuk Macron agar mundur,” ucap Le Pen.Emmanuel Macron dan rivalnya, Marine Le Pen. Foto: REUTERSLe Pen menekankan bahwa pemilu dini sangat dibutuhkan. Ketum Partai RN tempat Le Pen bernaung, Jordan Bardella bahkan mendorong pemilu dilakukan dalam waktu dekat.“RN jelas siap membentuk pemerintahan,” kata Bardella.