Penantian Jayanti Menunggu Hasil Identifikasi Anaknya Korban Ponpes Ambruk

Wait 5 sec.

Keluarga korban bangunan ambruk Ponpes Al-Khoziny di posko asrama Ponpes Al-Khoziny, Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Senin (6/10/2025). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparanJayanti Mandasari masih menanti kabar identifikasi putranya, Muhammad Nurfi Alfian (16 tahun), salah satu santri Ponpes Al-Khoziny, Kecamatan Buduran, Sidoarjo yang tewas akibat bangunan ambruk. Alfian merupakan santri asal Sidoarjo yang duduk di kelas 2 SMA.Jayanti hanya bisa pasrah menunggu hasil identifikasi tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim. Alfian berhasil ditemukan pada hari keempat evakuasi, Kamis (9/10) dalam kondisi meninggal. Namun jenazah Alfian belum bisa dimakamkan karena masih proses pencocokan DNA."Saya sudah tes DNA cuma ini menunggu saya. Nanti ini pengajian bersama warga rumah biar anaknya bisa hasilnya itu bisa cepat ditemukan. Kan ini masih saya menunggu lama juga," kata Jayanti saat dihubungi, Senin (6/10).Petugas dari Biddokkes Polda Jatim mengambil sampel DNA keluarga korban bangunan yang ambruk di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (2/10/2025). Foto: Umarul Faruq/ANTARA FOTOJayanti menceritakan, awal dirinya mengetahui mengetahui kabar anaknya menjadi korban bangunan ambruk itu ketika salah satu anaknya melihat video di TikTok."Ada tayangan Pondok Al Khoziny itu roboh. Nah, saya kaget, wong (orang) anak saya kan barusan telepon jam setengah 1 waktu hari Senin itu. Jam setengah 4 ada kabar seperti itu," ucapnya.Dalam percakapan telepon pada siang harinya, Alfian meminta untuk dijenguk pada Jumat (3/10). Namun, Jayanti merasa ada gelagat aneh percakapan dengan anaknya itu."Terus saya tanya ke dia, 'Kamu sudah makan ta?' 'Sudah, aku udah makan', ya udah kayak gitu. Tapi yang terakhir dia mau nutup telepon itu agak beda. 'Mmm' (bergumam) dengar suaranya 'mmm ya udah lah Bu'. Ibu istirahat saja. Oh ya sudah deh. Ya itu udah ditutup itu," ungkapnya.Evakuasi hari ke-7 korban ambruknya musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo. Foto: Dok. Tim SARMendengar kabar tersebut, ia dan suaminya tanpa berpikir panjang langsung berangkat ke Ponpes Al-Khoziny usai Maghrib."Nah, itu dari situ saya kaget memang benar kejadiannya kayak gitu. Bangunannya ambruk seperti itu ya itu saya ya syok juga terus enggak nyangka ya kaget juga," katanya.Sejak kejadian hari pertama, Jayanti harus bolak-balik ke posko asrama putri Al-Khoziny menunggu kabar anaknya.Hingga hari keempat, Kamis (9/10), ia mendapat kabar putranya dievakuasi oleh petugas SAR gabungan dan dibawa ke RS Bhayangkara Polda Jatim. Namun, jenazahnya belum dikenali secara pasti."Saya disuruh menunggu info. Kemarin saya ingin mau ke sana tidak diperbolehkan. Saya pengin tahu anak saya kan yang tahu ciri-cirinya kan orang tuanya, tapi belum diperbolehkan. Mau enggak mau saya harus menunggu info dari mereka," katanya.Jayanti hanya bisa mengikhlaskan anaknya pergi untuk selamanya. Ia juga mengaku sejauh ini tidak menerima santunan dari pihak ponpes."Cuma saya enggak mengharapkan itu. Pokoknya aku mengharapkan ridanya Insyaallah aja. saya enggak kepikiran itu," ujarnya.