Memori Pilpres 2019: Kala Prabowo Subianto Sindir Jokowi yang Tak Pernah Bicara di Panggung PBB

Wait 5 sec.

Presiden Indonesia, Prabowo Subianto bersiap berpidato di panggung Sidang Umum PBB. (ANTARA)JAKARTA - Kehadiran seorang kepala negara dalam Sidang Umum PBB amat penting. Pidatonya dapat menjadi pernyataan sikap terkait masalah dalam dan luar negeri. Kondisi itu membuat dunia menyorot suatu negara. Namun, tak semua kepala negara mau ambil bagian.Joko Widodo (Jokowi), misalnya. Presiden Indonesia itu kerap diwakili Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK) berbicara di panggung PBB. Jokowi mengaku terlalu sibuk urus politik dalam negeri. Suatu sikap yang kerap disindir oleh lawannya dalam Pilpres 2019, Prabowo Subianto.Tak mudah mengetahui sikap suatu negara akan isu nasional dan internasional. Tidak semua negara punya waktu luang untuk menggali informasi negara lain. Narasi itu membuat politik luar negeri jadi penting.Hubungan persahabatan antara negara kerap dibutuhkan. Namun, kala suatu negara ingin menjangkau lebih banyak negara untuk didengarkan, niscaya butuh panggung besar macam hajatan PBB. Sidang Umum PBB dianggap tempat yang paling tepat untuk bicara rangkaian isu nasional hingga internasional.Sidang umum PBB jadi ruang suatu negara menyatakan sikap terkait isu perdamaian dunia, hak asasi manusia (HAM), hingga perubahan iklim. Kepala negara pun berkesempatan untuk berbicara tepat di depan pemimpin lainnya. Suatu kesempatan yang tak diambil Jokowi.Presiden Prabowo tiba di New York untuk hadiri hajatan Sidang Umum PBB. (ANTARA)Presiden Indonesia era 2014-2024 itu kerap mendelegasikan tugas itu kepada wakilnya, JK. Jokowi berpandangan bahwa Presiden dan Wakil Presiden adalah paket lengkap. Semua yang dibicarakan sama dengan yang diinginkan Jokowi.JK pun tak merasa terbebani. Ia menjalankan perannya dengan baik. Ia menyatakan sikap Indonesia dalam isu-isu internasional teranyar. Namun, aksi pemberian delegasi tidak dilakukan Jokowi satu dua kali saja.Jokowi sering memberikan tugas kepada JK. Hasilnya JK mewakili Jokowi dalam sidang umum PBB lima kali (2015, 2016, 2017, 2018, hingga 2019). JK memang tak masalah. JK hanya mengungkap ruang bersuara Wakil Presiden tak seperti Presiden.Presiden kerap diutamakan. Namun, Wakil Presiden atau delegasi lain belakangan berpidato. Desakan kepada Jokowi untuk hadir di Sidang Umum PBB muncul di mana-mana.Jokowi diminta aktif dalam forum internasional sekelas hajatan PBB. Namun, jajaran Jokowi menganggap ketidakhadiran Jokowi karena Jokowi fokus dalam membangun negara."Presiden ada agenda di dalam negeri yang waktunya bersamaan dengan kegiatan di Sidang Umum PBB. Presiden menugaskan Wakil Presiden untuk mewakili bicara di Sidang Umum PBB. Pemerintahan ini adalah pemerintahan Jokowi-JK, satu kesatuan. Siapa pun yang bicara (apakah Pak Jokowi atau Pak JK), itu mewakili pemerintah RI, tidak ada masalah," ungkap Staf Khusus Bidang Komunikasi Kepresidenan, Johan Budi sebagaimana dikutip laman detik.com, 22 September 2017.Sindir JokowiAbsennya Jokowi tiap kali Sidang Umum PBB digelar mendapatkan kritik dari banyak pihak. Kritikan paling keras muncul dari Prabowo Subianto. Prabowo yang kerap jadi oposisi pemeritahan Jokowi menganggap tak mengerti jalan pikir Presiden Indonesia itu.Ia menganggap kepala negara seharusnya memanfaatkan benar forum internasional. Forum itu jadi jalan negara menyampaikan pandangan sekaligus sikap terkait isu nasional dan internasional. Utamanya, dukungan kepada perjuangan Palestina.Prabowo yang sedang bertarung dengan Jokowi dalam Pilpres 2019 menganggap performa lawannya di dunia internasional mundur. Kondisi itu karena antara Presiden dan Wakil Presiden punya pengaruh yang berbeda kala berbicara di Sidang Umum PBB.Ambil contoh banyak kepala negara maju yang selalu paksa diri hadir hajatan PBB. Suatu bukti bahwa forum Sidang Umum PBB tak bisa dianggap sepele. Alhasil, ketidakhadiran Jokowi membuat Indonesia rugi. Gelanggang politik luar negeri tak dimanfaatkan maksimal.Prabowo pun berjanji, kalau dia memimpin Indonesia kesempatan berbicara di panggung PBB takkan disia-siakan. Ia ingin seluruh dunia paham akan posisi dan apa yang disuarakan Indonesia dalam forum internasional. Suatu janji yang kemudian diwujudkan kala ia memimpin Indonesia pada September 2025."Prabowo komitmen untuk hadir ketika (nanti) diminta speech di Sidang Umum PBB karena penting kepala negara berikan pidato langsung di sidang PBB karena itu jadi cerminan sikap dari satu negara secara ofisial.”“Pak Prabowo akan beda dengan Jokowi yang tidak pernah hadir dalam sidang umum PBB, bahkan tidak pernah. Prabowo akan pastikan di sidang umum PBB akan sampaikan pesan dan sikap PBB terkait masalah internasional, beliau akan sampaikan speech langsung,”ujar Koordinator Jubir Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak sebagamana dikutip laman detik.com, 30 Maret 2019.