Saat Badan Gizi Nasional Minta Maaf MBG Picu Keracunan Massal, Langsung Berbenah

Wait 5 sec.

Waka BGN Bidang Komunikasi Publik & Investigasi, Nanik S. Deyang (tengah), meminta maaf sambil menangis imbas kasus keracunan Makan Bergizi Gratis. Foto: Haya Syahira/kumparanKasus keracunan massal akibat makan bergizi gratis (MBG) marak terjadi di sejumlah daerah. Badan Gizi Nasional (BGN) mencatat per 25 September 2025 terdapat 5.914 korban keracunan program MBG.BGN membagi data tersebut menjadi 3 wilayah, yang meliputi Wilayah I (Sumatra) sebanyak 1.307 korban, Wilayah II (Jawa) sebanyak 3.610 korban, dan Wilayah III (Kalimantan, Sulawesi, hingga Indonesia Timur) sebanyak 997 korban.Dihitung secara jumlah kasus, maka Wilayah I terdapat 9 kasus, Wilayah II sebanyak 41 kasus, dan Wilayah III terdapat 20 kasus.BGN melaporkan lima wilayah dengan jumlah korban tertinggi, yaitu Kota Bandar Lampung dengan 503 orang, Kabupaten Lebong (Bengkulu) sebanyak 467 orang, Kabupaten Bandung Barat 411 orang, Kabupaten Banggai Kepulauan 339 orang, serta Kabupaten Kulon Progo dengan 305 orang.Dari grafik tren bulanan yang dihimpun BGN, terlihat adanya peningkatan signifikan kasus keracunan pada Agustus dan September 2025.Pada bulan Agustus tercatat 1.988 korban dari 9 kasus, sementara pada September jumlahnya naik menjadi 2.210 korban dari 44 kasus.Minta MaafWakil Kepala BGN Bidang Komunikasi Publik dan Investigasi, Nanik S. Deyang, meminta maaf sambil menangis imbas ribuan kasus keracunan massal akibat program MBG.“Dari hati saya yang terdalam saya mohon maaf, atas nama BGN atas nama seluruh SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) di Indonesia, saya mohon maaf,” kata Nanik saat konferensi pers, Jumat (26/9).“Saya seorang ibu melihat gambar gambar di video sedih hati saya,” sambung eks jurnalis ini.Ia mengatakan kasus keracunan ini sepenuhnya adalah kesalahan BGN sebagai penanggung jawab utama program jagoan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka itu. BGN berjanji akan bertanggung jawab total.“Ini bukan masalah angka tetapi satu nyawa pun, satu anak pun sakit itu adalah menjadi tanggung jawab kami, kesalahan kami sebagai pelaksana untuk harus memperbaikinya secara total,” kata Nanik yang sejak lama dikenal sebagai loyalis Prabowo ini.Tutup 40 Dapur MBGIlustrasi paket makanan MBG. Foto: ShutterstockLangkah tegas diambil BGN merespons kasus keracunan massal tersebut. Penutupan dilakukan karena dapur-dapur tersebut terbukti tidak menjalankan standar operasional prosedur (SOP) keamanan pangan.Nanik menjelaskan, bahwa BGN menemukan total ada 45 dapur yang tidak sesuai aturan. Dari jumlah itu, 40 dapur langsung ditutup untuk sementara waktu hingga seluruh proses investigasi dan perbaikan fasilitas selesai.“Dari 45 dapur itu, 40 dapur kami tutup untuk batas waktu yang tidak kami tentukan,” ujar Nanik dalam konferensi pers terkait ribuan kasus keracunan massal program MBG di Jakarta, Jumat (26/9).Selain penutupan, BGN juga mengirimkan surat resmi kepada seluruh mitra MBG. Mereka diberi waktu sebulan untuk melengkapi tiga syarat utama, yaitu sertifikat laik higiene sanitasi (SLHS), sertifikat halal, serta sertifikat kelayakan air bersih. Jika tidak dipenuhi, BGN menegaskan akan menghentikan operasional dapur-dapur tersebut.SPPG Harus Dipimpin Chef dari BGNBGN juga mengeluarkan kebijakan baru sebagai bentuk evaluasi, yakni dapur SPPG dipimpin oleh chef bersertifikasi dari BGN.“Kami juga membuat aturan lagi bahwa ketentuan semua dapur SPPG harus dipimpin oleh chef yang bersertifikasi, satu pimpinan chef itu nanti merupakan wakil dari BGN, tapi pihak mitra juga harus menyiapkan chef sebagai pendamping untuk di dapur. Jadi nanti ada dua chef di dalam dapur itu. Satu chef dari mewakili BGN, satu chef dari mitra, dan semua harus bersertifikasi,” kata Nanik.Nanik mengatakan, sebagian besar kasus keracunan makanan terjadi karena kelalaian pengelolaan dapur yang tidak sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).“Seperti yang sering dan sudah saya kemukakan di berbagai media bahwa kejadian belakangan 80% adalah karena SOP kita yang tidak dipatuhi, baik oleh mitra maupun oleh tim kami sendiri dari dalam,” kata Nanik.Larang Pakai Produk Industri BesarWakil Kepala Badan Pengentasan Kemiskinan Nanik Sudaryati Deyang (kiri) tiba untuk mengikuti acara pelantikan Menteri dan Wakil Menteri Kabinet Merah Putih Dalam Sisa Masa Jabatan Periode Tahun 2024-2029 di Istana Negara, Jakarta, Rabu (17/9/2025). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTOBGN juga akan melarang dapur MBG menggunakan produk pabrikan. Nanik bilang kebijakan ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto agar program MBG tidak hanya menyehatkan anak-anak, tetapi juga menggerakkan ekonomi rakyat.“Kami akan menjalankan instruksi presiden bahwa dapur MBG ini adalah untuk membangkitkan ekonomi lokal. Bukan untuk memperkaya konglomerat pemilik pabrik roti,” kata Nanik.Nanik menjelaskan dapur MBG ke depan wajib memanfaatkan produk lokal, termasuk roti. Jika selama ini dapur-dapur kerap mengandalkan produk pabrikan, nantinya bahan tersebut akan diganti dengan hasil produksi masyarakat sekitar.“Roti-roti yang dibuat oleh ibu-ibu murid-murid yang kami berikan makan, jadi roti itu nanti akan dibuat oleh ibunya dan rotinya akan dimakan anak-anaknya. Kami tidak akan mentolerir,” tegasnya.Meski menutup pintu bagi produk pabrikan, Nanik menyebut ada satu pengecualian. Beberapa daerah tidak memiliki akses pada peternakan sapi perah, sehingga BGN tetap memperbolehkan susu kemasan sebagai substitusi sementara.“Kecuali ada susu yang di mana di dapur itu memang tidak ada peternakan susu, maka terpaksa untuk sementara kami bolehkan untuk menggunakan susu kemasan. Tapi untuk produk lain kami tidak akan mentolerir,” jelasnya.Izinkan Siswa Usul MenuDalam konferensi pers tersebut Nanik juga mengungkap kebijakan baru yakni mengizinkan siswa mengusulkan menu makanan kesukaan mereka, minimal seminggu sekali.“Pokoknya 1 minggu itu dibolehkan, anak-anak boleh request, boleh request nasi padang, pokoknya apa yang di kepala mereka lah, yang belum pernah mereka makan, itu akan dimasakkan,” ujar Nanik..Menurutnya kreativitas dalam variasi menu ini penting agar siswa tidak jenuh dengan makanan yang disajikan setiap hari.Ia mencontohkan, banyak anak di daerah terpencil yang penasaran dengan burger atau spaghetti karena melihat di televisi atau internet.“Misalnya anak-anak yang di daerah-daerah terpencil kan susah dapet burger, nah mungkin dia nontonnya di TV atau nonton di Youtube ya, terus kemudian kan pengin makan apa, 1 minggu itu boleh request 1 kali. Jadi anak-anak boleh request 1 kali, supaya nggak bosen dengan makanan ini,” kata Nanik.