Aksi Walk Out hingga Protes saat PM Israel Netanyahu Pidato di PBB

Wait 5 sec.

Banyak delegasi meninggalkan ruang sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa saat PM Israel Netanyahu berpidato. Foto: youtube/United NationsPerdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berpidato di Sidang Umum PBB di New York, Amerika Serikat, Jumat (26/9) pagi waktu setempat. Kehadirannya di podium disambut negatif oleh sejumlah delegasi negara yang hadir.Sejumlah delegasi memilih walk out atau meninggalkan ruang sidang dibanding mendengarkan pidato Netanyahu. Bahkan ada delegasi yang mencemooh Netanyahu saat dia mulai berpidato.Meski begitu ada juga delegasi yang tetap bertahan saat Netanyahu berpidato, di antaranya Amerika Serikat dan Guinea. Netanyahu juga tetap menyampaikan pidatonya.Massa demo pro-Palestina di New York membawa gambar PM Israel Benjamin Netanyahu, Jumat (26/9/2025) waktu setempat. Foto: Bing Guan/REUTERSAksi protes terhadap Netanyahu tidak hanya terjadi di dalam ruang Sidang Umum PBB, tapi juga di sekitar gedung PBB. Sejumlah massa menggelar aksi solidaritas untuk Palestina.Dikutip dari Al Jazeera terlihat massa mengibarkan bendera Palestina. Mereka juga membawa spanduk dan poster di antaranya bertuliskan "Hentikan Bantuan AS ke Israel" dan "Bebaskan Semua Orang Palestina".Seorang pengunjuk rasa, Al-Sharif Nassef, mengatakan massa melakukan aksi untuk mendukung penangkapan Netanyahu. PM Israel itu diketahui tengah menghadapi dakwaan kejahatan perang di Mahkamah Pidana Internasional (ICC)."Semua warga New York yang hadir di sini hari ini mendukung penangkapannya. Dia tidak diterima di sini," ujar Nassef kepada Al Jazeera.Hamas Komentari Aksi Walk OutBanyak delegasi meninggalkan ruang sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa saat PM Israel Netanyahu berpidato. Foto: youtube/United NationsAksi walk out sejumlah delegasi saat Netanyahu akan berpidato mendapat perhatian Hamas. Penasihat media untuk kepala biro politik Hamas Taher al-Nunu mengatakan itu bentuk pengisolasian Israel akibat perang Gaza."Memboikot pidato Netanyahu merupakan salah satu manifestasi isolasi Israel dan konsekuensi dari perang pemusnahan," ujar Taher dikutip dari AFP.Aksi itu menurut Hamas menunjukkan tumbuhnya solidaritas global terhadap hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri dan pembentukan negara merdeka mereka.Netanyahu Kritik Negara yang Akui PalestinaPM Israel Netanyahu berpidato di ruang sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa. Foto: youtube/United NationsMeski diwarnai berbagai bentuk protes, Netanyahu tetap berpidato di Sidang Umum PBB. Ia mengatakan kecaman terhadap konflik Israel-Hamas dan seruan untuk gencatan senjata oleh sejumlah negara hanya omong kosong.“Jadi saya ingin memberi tahu Anda sebuah rahasia di balik pintu tertutup, banyak pemimpin yang secara terbuka mengutuk kami, secara pribadi berterima kasih kepada kami,” klaim Netanyahu dikutip dari Al Jazeera.“Mereka memberi tahu saya betapa mereka menghargai dinas intelijen Israel yang luar biasa yang telah mencegah, berulang kali, serangan teroris di ibu kota mereka, berkali-kali, menyelamatkan banyak nyawa,” tambahnya.Sebelum Sidang Umum PBB tahun ini dimulai sejumlah negara mengakui negara Palestina. Di antaranya Kanada, Inggris, Prancis, dan Portugal. Namun, menurut Netanyahu mereka telah mengambil langkah yang salah."Anda tidak melakukan sesuatu yang benar. Anda melakukan sesuatu yang salah, sangat salah," ujarnya.Massa demo pro-Palestina di New York membawa gambar PM Israel Benjamin Netanyahu, Jumat (26/9/2025) waktu setempat. Foto: Carlos Barria/REUTERSNetanyahu memastikan tidak akan membiarkan negara Palestina berdiri di dekat Israel. Ia menyinggung peristiwa 7 Oktober 2023 yang disebut telah menewaskan 1.139 orang. Namun jumlah itu tidak lebih banyak dari jumlah korban tewas di Gaza usai serangan Israel yakni setidaknya 65.502 orang.Dengan banyaknya jumlah korban jiwa, Netanyahu tetap membantah tuduhan genosida. Dalam pidatonya selama sekitar 45 menit itu ia menyebut telah meminta masyarakat untuk pindah ke tempat aman sebelum melakukan serangan. Namun serangan Israel juga menargetkan pengungsian, sekolah dan rumah sakit yang menjadi tempat berlindung warga sipil.Netanyahu dalam pidatonya justru mengatakan tidak akan berhenti melakukan serangan."Berkat tekad rakyat kami, keberanian tentara kami, dan keputusan berani yang kami ambil, Israel bangkit dari hari tergelapnya untuk menghadirkan salah satu kebangkitan militer paling menakjubkan dalam sejarah," ujarnya."Namun, kami belum selesai," tambahnya.