Presiden PKS: Gelombang Protes Masyarakat Harus Jadi Introspeksi Nasional

Wait 5 sec.

Presiden PKS Almuzzammil Yusuf saat berpidato dalam agenda Munas VI PKS di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (28/9/2025). Foto: Youtube/PKSTVPresiden PKS, Almuzzammil Yusuf, meminta seluruh elemen bangsa agar menjadikan gelombang protes masyarakat sipil pada Agustus 2025 lalu sebagai momen introspeksi nasional. Menurutnya, itu mengandung hikmah dan pembelajaran. "Saya ingin mengajak kita semua untuk merenungi kembali sebagai bangsa, peristiwa akhir Agustus 2025 yang lalu, gelombang protes yang terjadi di berbagai penjuru negeri bahkan juga terjadi di belahan dunia lainnya, sejatinya mengandung hikmah dan pelajaran berharga dalam perjalanan anak bangsa ini," kata Almuzzammil saat berpidato pada agenda Munas VI PKS, di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (28/9).dalam pidatonya.Muzzammil menilai gelombang demo yang terjadi berasal dari permasalahan kesenjangan ekonomi dan beratnya beban hidup masyarakat. "PKS memandang, bahwa akar permasalahan dari gejolak sosial yang terjadi adalah masih terjadinya kesenjangan ekonomi, beratnya beban hidup yang dialami oleh masyarakat," tutur dia."Itu semua disebabkan salah satunya yang disebut Pak Prabowo sebagai praktik serakahnomics yang harus kita lenyapkan di Indonesia ini," imbuhnya.Presiden PKS Almuzzammil Yusuf saat berpidato dalam agenda Munas VI PKS di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (28/9/2025). Foto: Fadhil Pramudya/kumparanAlmuzzammil pun menyinggung sejumlah permasalahan dalam praktik serakahnomics tersebut. Di antaranya, permainan stok, akal-akalan harga, hingga rente yang keuntungannya hanya menetes ke segelintir kelompok.Imbasnya, lanjut dia, sejumlah kebutuhan pokok masyarakat menjadi langka, UMKM yang terjepit, hingga terbatasnya lapangan kerja bagi generasi muda."Ini semua persoalan kita bersama, persoalan bangsa dan negara," ucap dia.Almuzzammil kemudian mengutip surat Al-baqarah ayat 216, yang pada intinya menjelaskan bahwa diwajibkan atas manusia untuk berperang meskipun tidak menyenangkan, namun bisa jadi ada kebaikan di balik hal yang dibenci dan keburukan di balik hal yang disukai.Menurutnya, ada pelajaran yang terkandung di dalam gelombang aksi protes masyarakat sipil tersebut jika dikaitkan dengan makna ayat tersebut."Demo yang baru terjadi kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran bahwa kita memang menilai anarkisme, kerusakan yang tidak kita sukai," kata dia."Tetapi, marilah kita memetik hikmah di dalamnya, pelajaran yang Allah kirimkan dari peristiwa yang terjadi, untuk renungan kita sebagai bangsa dan negara," paparnya.Ia mengajak seluruh pihak, mulai dari legislatif, eksekutif, yudikatif, TNI, Polri, Kejaksaan, Mahkamah Agung (MA), hingga partai politik untuk menjadikan gelombang aksi protes sebagai momentum introspeksi nasional."Mari kita jadikan gelombang protes masyarakat belakangan ini sebagai momentum introspeksi nasional, reformasi politik, dan evaluasi menyeluruh terhadap penyelenggaraan negara," kata Almuzzammil."Baik eksekutif, legislatif, maupun yudikatif, termasuk di dalamnya TNI, Polri, Kejaksaan, Mahkamah Agung, tidak terkecuali partai politik, agar kita semua berkomitmen pada antara lain efisiensi dan transparansi anggaran serta gaya hidup sederhana yang harus menjadi tradisi para pejabat publik," pungkasnya.