Presiden AS, Donald Trump, mempertimbangkan penerapan tarif pada perangkat elektronik impor (foto; x @whitehouse)JAKARTA – Pemerintahan Presiden AS, Donald Trump, sedang mempertimbangkan penerapan tarif pada perangkat elektronik impor berdasarkan jumlah chip di dalamnya. Hal itu dikatakan tiga sumber yang mengetahui rencana tersebut. Langkah ini bertujuan untuk mendorong perusahaan memindahkan produksi ke Amerika Serikat.Menurut rencana yang belum pernah dilaporkan sebelumnya dan masih dapat berubah, Departemen Perdagangan AS akan mengenakan tarif sebesar persentase dari nilai perkiraan kandungan chip dalam produk tersebut. Departemen Perdagangan belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar.“Amerika tidak boleh bergantung pada impor asing untuk produk semikonduktor yang sangat penting bagi keamanan nasional dan ekonomi kami. Pemerintahan Trump menerapkan pendekatan yang terperinci dan beragam untuk mengembalikan manufaktur kritis ke Amerika Serikat melalui tarif, pemotongan pajak, deregulasi, dan kelimpahan energi,” kata Juru bicara Gedung Putih, Kush Desai, dikutip VOI dari Reuters.Jika diterapkan, rencana ini menunjukkan bahwa pemerintahan Trump berupaya menargetkan berbagai produk konsumen, mulai dari sikat gigi hingga laptop, yang berpotensi meningkatkan inflasi sambil mendorong peningkatan manufaktur di AS."Rencana tersebut dapat menaikkan harga barang konsumen di saat AS menghadapi masalah inflasi, dengan tingkat inflasi jelas di atas target Federal Reserve sebesar 2% dan terus meningkat,” kata Michael Strain, ekonom dari American Enterprise Institute yang konservatif. Barang-barang produksi dalam negeri juga kemungkinan akan menjadi lebih mahal karena tarif baru pada komponen kunci yang diperlukan untuk membuat produk tersebut, tambahnya.Presiden AS Donald Trump telah menerapkan berbagai tarif untuk mendukung manufaktur Amerika, termasuk pengumuman pada Kamis 25 September tentang tarif impor baru yang mencakup bea 100% untuk obat-obatan bermerek dan tarif 25% untuk truk tugas berat, yang memicu ketidakpastian perdagangan baru setelah periode relatif tenang.Pada bulan April, pemerintahan Trump mengumumkan penyelidikan terhadap impor farmasi dan semikonduktor sebagai bagian dari upaya untuk mengenakan tarif, dengan alasan ketergantungan besar pada produksi asing merupakan ancaman bagi keamanan nasional.Namun, masih ada pertanyaan mengenai jenis produk berbasis chip yang akan terkena tarif, besaran tarif, serta apakah ada negara, produk, atau perusahaan yang akan dikecualikan. Trump pada bulan Agustus mengatakan bahwa AS akan mengenakan tarif sekitar 100% pada impor semikonduktor, tetapi mengecualikan perusahaan yang memproduksi di AS atau telah berkomitmen untuk melakukannya.Perusahaan pembuat chip terbesar di luar AS termasuk Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC) dan Samsung Electronics dari Korea Selatan. Salah satu sumber mengatakan bahwa Departemen Perdagangan sedang mempertimbangkan tarif 25% untuk konten terkait chip pada perangkat impor, dengan tarif 15% untuk elektronik dari Jepang dan Uni Eropa, meskipun angka-angka ini masih bersifat sementara.Sumber tersebut juga menyebutkan bahwa Departemen Perdagangan sedang mempertimbangkan pembebasan tarif berdasarkan investasi di fasilitas manufaktur di AS, tetapi hanya jika perusahaan memindahkan setengah produksinya ke AS. Namun, belum jelas bagaimana mekanisme ini akan berjalan atau apakah akan dilanjutkan.Sebelumnya, Departemen Perdagangan telah mengusulkan untuk mengecualikan alat pembuat chip dari tarif untuk menghindari kenaikan biaya produksi semikonduktor di AS, yang dapat melemahkan tujuan Trump untuk mengembalikan manufaktur ke dalam negeri. Namun, sumber mengatakan bahwa Gedung Putih tidak senang dengan pengecualian tersebut, mengingat ketidaksukaan Trump terhadap pengecualian secara umum.