Ilustrasi demam berdarah atau DBD pada anak. (Pexels/cottonbro studio)JAKARTA - Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi penyakit yang sangat diperhatikan di Indonesia. Setiap tahunnya, kasus DBD masih terus ada dalam jumlah banyak, seperti di tahun 2025 sampai 22 September 2025, terdapat 115.138 kasus dengue secara nasional dengan 479 kematian.Penyakit ini pada umumnya bisa menyerang siapa saja dengan berbagai usia, termasuk anak-anak. DBD dapat mengancam sepanjang tahun dalam kondisi apa saja.“Dengue adalah penyakit yang dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia, di mana seseorang tinggal, maupun gaya hidup dan bukan hanya saat musim hujan, tetapi juga mengancam sepanjang tahun,” ujar Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr.dr Sri Rezeki Hadinegoro, SpA(K), saat ditemui di Jakarta Selatan, pada Senin, 29 September 2025.Meski harus diwaspadai oleh siapa saja, DBD harus semakin ketat pengawasannya pada anak-anak. Ini karena anak yang terkena DBD berisiko lebih tinggi mengalami kondisi yang lebih parah dibanding orang dewasa.Salah satu penyebabnya adalah perbedaan komposisi cairan tubuh antara anak dan orang dewasa. Dengan komposisi cairan yang lebih sedikit, anak-anak rentah menghadapi dehidrasi parah saat DBD.“Kalau kita kehilangan cairan lebih dari 10 persen, orang dewasa masih bisa bertahan. Tapi untuk anak-anak, itu sudah termasuk dehidrasi berat,” tambahnya.Kondisi kehilangan cairan pada anak bisa membuat darah menjadi lebih kental. Hal ini dapat menghambat aliran darah dan mengurangi pasokan oksiden ke seluruh tubuh.“Oksigen adalah salah satu kehidupan kita. Kalau berkurang, anak bisa kolaps, tidak sadar, bahkan kejang,” tuturnya.Selain itu, hal lainnya yang menjadi tantangan menghadapi DBD pada anak adalah kemampuan mereka yang masih sulit mengungkap gangguan pada tubuh yang dirasakan. Mereka sering tidak merasa sakit, menyembunyikan, atau tidak tahu berdiskusi dengan orang sekitar sehingga deteksi dini dapat sulit dan kondisi sudah semakin parah.