WestJet, mengonfirmasi bahwa sebagian data pribadi penumpangnya telah terekspos akibat insiden peretasan siber (foto: x @_NicholasIrvine)JAKARTA – Maskapai asal Kanada, WestJet, mengonfirmasi bahwa sebagian data pribadi penumpangnya telah terekspos akibat insiden peretasan siber yang terjadi awal tahun ini. Pihak perusahaan menegaskan tidak ada data pembayaran yang ikut bocor dalam peretasan tersebut.WestJet menyebut aktivitas mencurigakan pertama kali terdeteksi pada 13 Juni 2025. Setelah dilakukan penyelidikan, ditemukan bahwa sistem mereka telah diakses secara ilegal oleh pihak ketiga yang digambarkan sebagai kelompok kriminal dengan kemampuan canggih.Jenis data yang terekspos bervariasi, antara lain nama, detail kontak, informasi perjalanan, serta dokumen terkait reservasi. Meski begitu, data finansial seperti nomor kartu kredit maupun debit, tanggal kedaluwarsa, serta kode CVV dipastikan aman.“Tidak ada informasi pembayaran yang berhasil dicuri,” ujar pihak maskapai dalam keterangan resminya.Industri penerbangan sendiri belakangan semakin menjadi sasaran empuk kelompok peretas, mengingat ketergantungannya pada sistem digital kompleks serta penyimpanan data penumpang dalam jumlah besar.Kasus serangan ransomware terhadap Collins Aerospace, anak usaha RTX, yang sempat melumpuhkan layanan check-in dan bagasi di bandara-bandara utama Eropa, menjadi salah satu contohnya.Dalam pemberitahuan resmi kepada warga Amerika Serikat pada Senin, WestJet menyatakan telah bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Biro Investigasi Federal (FBI) serta Canadian Centre for Cyber Security. Maskapai tersebut juga melaporkan kasus ini kepada otoritas berwenang, termasuk jaksa agung negara bagian AS yang warganya terdampak.