SMU Luncurkan Urban SustaInnovator, Cari Solusi Dekarbonisasi-Transisi Energi

Wait 5 sec.

Dari kiri ke kanan: Professor Lim Sun Sun, Professor Alan K L Chan, Minister Chee Hong Tat, Ms. Beth Henderson, Mr. Khoo Teng Lip, Mr. Jonathan Cheng. Foto: APRWSingapore Management University (SMU) melalui Institute of Innovation & Entrepreneurship (IIE) resmi meluncurkan Urban SustaInnovator (USI), akselerator global pertama yang didedikasikan untuk solusi perkotaan dan keberlanjutan. Peluncuran ini menjadi bagian dari rangkaian Lee Kuan Yew Global Business Plan Competition (LKYGBPC) edisi ke-12 yang tengah berlangsung di Singapura, 29 September–2 Oktober 2025.Tahun ini, kompetisi startup dua tahunan tersebut mencatat rekor dengan 1.572 pendaftar dari 91 negara, naik hampir dua pertiga dibanding edisi sebelumnya. Dari ribuan pendaftar itu, hanya 60 finalis global yang terpilih untuk bersaing memperebutkan total hadiah senilai SGD 2,5 juta, berupa uang tunai, dukungan non-tunai, serta pendampingan dari mitra terkemuka seperti Antler, Indorama Ventures, Sino Group, dan The GEAR by Kajima.Urban SustaInnovator hadir pada momen penting ketika kota-kota dunia tengah menghadapi tantangan dekarbonisasi, transisi energi, hingga pembangunan berkelanjutan. Program ini berdurasi 12 bulan, terbuka bagi startup global, bersifat non-residential, bebas biaya, dan tidak mengambil ekuitas. Sejumlah institusi publik dan swasta Singapura, termasuk A*STAR, Energy Market Authority, ST Engineering, serta Wavemaker Partners ikut menjadi pendukung.Dalam lima tahun terakhir, SMU IIE sendiri telah membuktikan rekam jejaknya. Hampir 40 persen startup inkubasi SMU berfokus pada solusi sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB (SDGs). Dari kelompok itu, startup berhasil menghimpun pendanaan lebih dari S$1,15 miliar.“Peluncuran Urban SustaInnovator mencerminkan komitmen SMU untuk menyalurkan riset dan inovasi menjadi dampak nyata, serta bekerja sama dengan para mitra strategis kami dalam menjawab tantangan global yang paling mendesak,” kata Profesor Lim Sun, Vice President of Partnerships and Engagement SMU sekaligus Chair USI Programme Management Council.Keberadaan USI sekaligus memperkuat posisi Singapura sebagai pusat global deep tech. Negara ini kini menempati peringkat ke-4 dunia dalam Global Startup Ecosystem Index 2025, melonjak 12 peringkat sejak 2020. Singapura juga menguasai hampir 60 persen arus pendanaan modal ventura di Asia Tenggara.Sebagai inisiatif unggulan, USI melengkapi program nasional seperti National GRIP, dengan membentuk lingkaran startup berpotensi tinggi di bidang deep tech.“Menghubungkan talenta startup global dengan ekosistem Singapura tidak hanya dapat memicu lahirnya solusi revolusioner untuk masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan, tetapi juga memperkuat pertukaran pengetahuan dan keterampilan bagi tenaga kerja lokal,” ungkap Lim.Pekan grand final LKYGBPC masih berlangsung hingga 2 Oktober 2025. Puncaknya, delapan tim terbaik akan memperebutkan Chancellor’s Cup for Beta Innovation dan Chancellor’s Cup for Infinity Impact di hadapan Heng Swee Keat, Chairman National Research Foundation Singapore.