Pemain FC Twente Mees Hilgers menjawab pertanyaan wartawan saat latihan jelang pertandingan Liga Eropa Manchester United melawan FC Twente di Stadion Old Trafford, Manchester, Inggris, Selasa (24/9/2024). Foto: Pro Shots/Sipa USA via REUTERSAsosiasi Pesepak Bola Belanda yang bernama Asosiasi Pemain Kontrak (VVCS) mengecam FC Twente karena membekukan bek Timnas Indonesia, Mees Hilgers. Direktur Serikat Pemain VVCS, Louis Everard, mengatakan bahwa FC Twente telah merundung Hilgers dengan tidak memasukkannya ke skuad karena kontraknya segera berakhir.Kontrak Hilgers bersama Twente berakhir pada pertengahan 2026. Hilgers pun menyatakan ingin meninggalkan klub bermarkas di Enschede tersebut, tapi menemui kegagalan hingga sebagian besar bursa transfer Eropa ditutup pada musim panas lalu.Sebelumnya, bek berusia 24 tahun itu nyaris pindah dari FC Twente ke klub Prancis, Stade Brestois 29, pada deadline bursa transfer musim panas 2025/26. Tetapi gagal karena waktunya tidak cukup untuk menyelesaikan proses administrasi.Selepas itu, kesempatan pemain keturunan Manado itu untuk tampil bersama Twente pun tertutup dengan manajemen klub yang memberikan ultimatum. Pihak klub menegaskan kepada Hilgers untuk memilih antara pembaruan kontrak, atau tidak main sama sekali. Pemain Timnas Indonesia Mees Hilgers berebut bola dengan pemain Timnas China Yuning Zhang pada pertandingan Grup C Ronde Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Sepak Bola Remaja Qingdao, Qingdao, China, Selasa (15/10/2024). Foto: AFCPelatih Twente FC, John van den Brom juga mengonfirmasi bahwa ia “tidak diizinkan” untuk menurunkan Hilgers dalam pertandingan. Menanggapi hal tersebut, Everard menegaskan sikap Twente FC kepada Hilgers sebagai bentuk perundungan dan tidak bisa dimaafkan.“Sepertinya klub menyalahgunakan wewenangnya. Fakta dia (Mees Hilgers) tidak akan bermain kecuali kontraknya diperbarui telah diakui secara terbuka. Ini pada dasarnya perundungan,” cetus Everard dikutip dari Voetbal Primeur International.“Ini tidak sesuai dengan praktik ketenagakerjaan yang baik, dan saya pikir ada dasar hukum untuk berbisnis di sini,” tambahnya.Everard kemudian merujuk pada situasi yang pernah terjadi di Ajax Amsterdam pada musim panas lalu. Beberapa pemain yang dipersilakan pergi dari klub, dilarang masuk lapangan latihan dan harus melakukan semuanya secara terpisah.“Kami sangat kesal dengan hal ini dan menyampaikannya kepada Ajax, karena ini jelas bukan cara yang pantas untuk memperlakukan pemain. Ini sama saja dengan mengintimidasi pemain. Ironisnya, cara ini justru berhasil,” sesal Everard.Reporter: Kevin Siadari