Mengurangi Risiko Infeksi Silang Melalui Inovasi Linen Medis Antivirus

Wait 5 sec.

Ilustrasi linen medis. (freepik)JAKARTA - Di balik pelayanan medis yang kita kenal mulai dari ruang rawat inap hingga unit gawat darurat, ada satu elemen penting yang jarang mendapat perhatian, yaitu linen medis.Seprai, tirai, hingga pakaian pasien ternyata tidak hanya berfungsi untuk kenyamanan, tetapi juga sebagai lapisan perlindungan tambahan terhadap risiko penularan penyakit yang ada di Rumah Sakit.Pada dasarnya linen medis berbeda dengan kain biasa. Bahan yang satu ini sebaiknya memiliki standar kebersihan, ketahanan, dan keamanan yang jauh lebih tinggi. Sayangnya, masih banyak masyarakat bahkan sebagian fasilitas kesehatan yang belum sepenuhnya memahami betapa vitalnya peran linen medis dalam menjaga keamanan biologis dan mendukung proses penyembuhan pasien.Kesadaran inilah yang mendorong Anagata Textile berinovasi melalui pengembangan linen medis berteknologi anti-virus yang menjadi terobosan pertama diperkenalkan di Indonesia.Founder Anagata Textile, Dian Chrisna Murti, menyadari linen medis bukan sekadar kebutuhan rumah sakit, melainkan bagian penting dalam sistem perlindungan tenaga kesehatan dan pasien."Saya melihat kain medis itu bukan kain biasa. Enggak bisa disamakan dengan kain yang umum. Akhirnya kita tergerak untuk merancang tekstil yang memang digunakan khusus untuk medis. Dalam hal ini yang kita utamakan adalah perlindungan,” ujar Dian Chrisna Murti saat ditemui di ICE BSD, Tangerang, baru-baru ini.Anagata juga menggandeng HeiQ Materials AG, perusahaan teknologi asal Swiss yang sudah diakui secara global. Kolaborasi ini menghasilkan kain dengan teknologi antivirus yang mampu menonaktifkan virus serta mikroorganisme pada permukaan tekstil, sehingga dapat menekan risiko infeksi silang di lingkungan medis.Tak hanya virus, sejumlah teknologi yang disematkan pun bisa bekerja untuk mengurangi tingkat infeksi dari mikroorganisme pada permukaan tekstil, memberikan perlindungan tambahan bagi tenaga medis dan pasien di lingkungan yang rentan terhadap infeksi silang."Kita melakukan berbagai pengujian sampai pada akhirnya bisa menciptakan kain antivirus yang metodenya dapat melemahkan sistem pertahanan virus sehingga tingkat penyebaran infeksi bisa dikurangi. Cara kerjanya seperti itu," tambah Dian.Dian menekankan persepsi steril selama ini sering kali hanya terbatas pada ruang operasi atau ICU. Padahal, risiko penularan juga bisa terjadi di area lain rumah sakit. Sehingga, kain yang digunakan bisa dirancang serta digunakan untuk kebutuhan berbagai pelayanan yang ada di rumah sakit, mulai dari baju perawat, seprai Teknologi RFID: Transparansi dalam Pengelolaan LinenInovasi linen medis. (Dinno/VOI)Tak berhenti pada teknologi antivirus, Anagata juga melakukan inovasi pada sistem manajemen operasional. Mereka mengimplementasikan RFID (Radio Frequency Identification) untuk melacak pergerakan linen secara real-time.Melalui inovasi yang satu ini, rumah sakit dapat memantau inventaris, siklus pencucian, hingga manajemen keuangan dengan lebih akurat. Hasilnya bukan hanya efisiensi, tetapi juga transparansi dan akuntabilitas yang lebih baik dalam pelayanan kesehatan."RFID ini bisa digunakan untuk operasional di rumah sakit karena setiap linen medis itu memiliki masa pakai. Kita bisa mengetahui apakah linen medis tersebut masih layak digunakan atau sudah harus menjadi limbah," pungkasnya. Lebih lanjut, langkah ini pun menegaskan komitmen Anagata untuk menjadi pelopor tekstil medis di Indonesia, sekaligus membuka peluang memperkenalkan teknologi kesehatan berbasis tekstil ke pasar internasional.