Ilustrasi gen Z melek zero waste Foto: Dok. IstimewaIsu sampah di Indonesia menjadi tantangan serius, menurut Laporan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2025-2045 yang dirilis Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), angka ini diperkirakan melonjak hingga 82,2 juta ton pada 2045.Tingginya timbulan sampah, yang tidak terkelola secara optimal, berakibat pada pencemaran lingkungan serta menciptakan masalah kesehatan bagi manusia dan ekosistem.Generasi muda tak tinggal diam dalam menghadapi isu lingkungan. Berdasarkan survei Jakpat 2023, sebanyak 78 persen milenial dan gen Z tertarik menjalankan zero-waste movement dengan alasan menjaga kelestarian bumi.Gerakan ini diimplementasikan melalui berbagai aksi nyata, seperti membawa tas belanja (55%), menggunakan tumbler (55%), hingga mengurangi penggunaan plastik (54%). Hal ini juga terlihat dari maraknya tukar tambah barang yang mendorong barang lama mendapat nilai baru dan tidak berakhir sebagai limbah.Tingginya minat gen Z untuk mengurangi emisi ini, selaras dengan target pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup mencapai nol limbah dengan peluncuran dokumen Zero Waste Zero Emission 2050.“Kami berharap Waste Crisis Center (WCC) ini dapat menjadi jawaban atas segala permasalahan sampah di seluruh Indonesia, mulai dari hal terkecil di tingkat rumah tangga hingga tantangan besar di skala regional dan nasional," ujar Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol.Selain memulai dari rumah, Gen Z dapat ikut aktif di berbagai kegiatan yang berkonsep keberlanjutan, seperti event lari atau festival ramah lingkungan di luar ruang yaitu Langkah Membumi.Sejak 2022, program ini telah menjadi wadah bagi Gen Z untuk mengimplementasikan gaya hidup berkelanjutan. Tahun ini, Langkah Membumi Ecoground 2025 hadir dengan konsep baru 'sport & holistic club' yang menggabungkan aktivitas fisik, kelas bersama psikolog, dan eco-workshop dalam satu acara. Seluruh kegiatan ini ditutup dengan penampilan musik dari Sal Priadi dan Vierratale.Lisa Widodo, COO dan Co-Founder Blibli, mengatakan, “Lewat Langkah Membumi Ecoground 2025, kami ingin menunjukkan bahwa gaya hidup ramah lingkungan bisa menyenangkan, inklusif, dan inspiratif. Kuncinya ada pada kolaborasi lintas sektor”.“Karena itu, kami mengajak ecopreneur, pemerintah, hingga industry leaders untuk bersama menyuarakan dan memberi akses edukasi serta keterampilan praktis, agar masyarakat, terutama generasi muda bisa berkontribusi secara nyata dan bertransisi menuju eco-conscious lifestyle” ungkapnya.Mengusung tema CollaborAction for the Earth, selama dua hari Langkah Membumi Ecoground 2025 menghadirkan empat zona yang berlangsung simultan: Eco Motion (sport & wellness), Eco Market (produk berkelanjutan), Eco Labs (workshop praktis), dan Eco Stage (talkshow & hiburan).Semua program ini mendekatkan isu lingkungan pada solusi nyata yang bisa langsung dicoba. Contohnya, seperti kinetic floor, solar-powered charging station, dan area test drive kendaraan listrik.Dengan menggandeng Jejakin, perusahaan teknologi iklim, setiap pengunjung yang membeli satu tiket festival setara dengan penanaman satu pohon mangrove.Untuk memastikan transparansi, dampak acara ini juga akan diukur bersama Life Cycle Indonesia dengan standar ISO 14040/44, menjadikan Langkah Membumi Ecoground sebagai salah satu event publik pertama yang mengukur jejak lingkungannya secara menyeluruh.Di tengah hiruk pikuk, Langkah Membumi Ecoground mengajakmu sejenak "pause" dan "reset". Acara ini hadir sebagai solusi holistik untuk menjaga kesehatan fisik (lewat olahraga) dan mental (bersama psikolog), sambil berkontribusi nyata bagi lingkungan (lewat aksi tanam mangrove dan minimisasi sampah), semuanya demi kualitas hidup yang lebih baik.Ikuti terus informasi terbaru tentang Langkah Membumi Ecoground 2025 di website blib.li/langkahmembumi.