Obesitas pada Anak, Ancaman Serius bagi Kesehatan dan Masa Depan

Wait 5 sec.

Cross-Sectoral Obesity Awareness Forum 2025 yang diselenggarakan Kemenkes, Royal Danish Embassy dan Novo Nordisk Indonesia, Rabu (24/9/2025). Foto: Dhini Hidayati/kumparanMoms, tahukah bahwa obesitas tidak hanya menjadi masalah orang dewasa, tetapi kini juga semakin banyak dialami anak-anak di Indonesia? Menurut kementerian kesehatan, data terbaru menunjukkan 1 dari 5 anak usia 5–12 tahun mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.Menurut Survei Kesehatan Indonesia 2023, prevalensi obesitas terus meningkat di semua kelompok usia. Tidak hanya pada orang dewasa, angka obesitas anak juga kian mengkhawatirkan. Pada usia dewasa 18 tahun ke atas meningkat dari 21,8% menjadi 23,4% pada tahun 2018 kemudian untuk usia 15 tahun ke atas atau dalam kategori remaja juga meningkat dari 31% menjadi 36,8% di tahun yang sama.Fenomena ini mencerminkan adanya double burden of malnutrition di mana di satu sisi masih ada anak yang kekurangan gizi, sementara di sisi lain banyak yang mengalami obesitas.“Banyak yang masih beranggapan bahwa anak sehat sama dengan gemuk. Padahal anak dan remaja dengan obesitas kemungkinan besar mengalami obesitas di masa dewasa dan meningkatkan resiko masalah kesehatan kronis.” ungkap dr. Farid Kurniawan, Sp.PD, Ph.D mewakili Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI) pada acara Cross-Sectoral Obesity Awareness Forum 2025 yang diselenggarakan Kemenkes, Royal Danish Embassy dan Novo Nordisk Indonesia.Mengapa Obesitas pada Anak Berbahaya?Ilustrasi anak obesitas. Foto: ShutterstockObesitas terjadi ketika tubuh menyimpan lemak berlebih yang berdampak buruk bagi kesehatan. Pada anak, hal ini bisa meningkatkan risiko berbagai penyakit tidak menular (PTM), seperti:Diabetes yang sebelumnya lebih banyak menyerang orang dewasa, kini makin banyak ditemukan pada anak.Penyakit kardiovaskulartekanan darah tinggi dan gangguan jantung dapat muncul lebih dini.KankerJika tubuh sering meradang dan punya terlalu banyak hormon, sel-sel bisa tumbuh terlalu cepat. Ini bisa menyebabkan kesalahan saat sel membelah, yang kadang bisa berubah menjadi kanker, seperti kanker darah, otak, atau ginjal pada anak-anak.Gangguan pernapasantermasuk sleep apnea, yang membuat kualitas tidur anak terganggu.Masalah muskuloskeletal Berat badan berlebih memberi tekanan ekstra pada tulang dan sendi yang masih berkembang. Risiko psikologisanak dengan obesitas sering mengalami stigma, bullying, hingga menurunnya rasa percaya diri.Faktor PenyebabIlustrasi anak obesitas Foto: ShutterstockObesitas pada anak bukan semata karena kurangnya disiplin atau sekadar kebanyakan makan. Banyak faktor yang berperan, antara lain:Pola makan tinggi gula, garam, dan lemak jenuh.Aktivitas fisik yang rendah, sering kali karena anak lebih banyak duduk di depan layar gadget.Lingkungan yang kurang mendukung akses makanan sehat dan ruang untuk bermain atau berolahraga.Faktor genetik dan hormonal yang membuat sebagian anak lebih rentan terhadap penambahan berat badan.Apa yang Bisa Orang Tua Lakukan?Peran orang tua sangat penting untuk mencegah dan mengatasi obesitas pada anak.. Beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan antara lain:Membiasakan pola makan sehat dengan porsi seimbang.Membatasi konsumsi minuman manis dan makanan olahan.Mendorong anak lebih aktif bergerak, minimal 60 menit aktivitas fisik per hari.Membatasi waktu layar gadget.Mengajak anak tidur cukup dan teratur, karena kurang tidur berhubungan dengan risiko obesitas.Selain faktor biologis, faktor struktural dan lingkungan seperti keterbatasan akses terhadap makanan sehat, desain perkotaan yang tidak mendukung aktivitas fisik, serta keterbatasan akses layanan kesehatan untuk intervensi dini juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan angka obesitas di Indonesia.“Obesitas adalah penyakit serius dan kronis yang membutuhkan solusi jangka panjang berbasis sains. Di Indonesia, Novo Nordisk berkomitmen mendorong perubahan melalui inovasi, kemitraan, dan aksi lintas sektor—karena tidak ada satu pihak pun yang dapat menyelesaikan tantangan ini sendirian. Fokus kami adalah mendukung upaya menghadirkan inovasi global terbaru dalam penanganan obesitas ke Indonesia, dalam kerangka kerja yang menjamin keamanan pasien serta akses berkelanjutan,” ujar Sreerekha Sreenivasan selaku General Manager Novo Nordisk Indonesia.