Menlu Sugiono di pertemuan menteri luar negeri negara anggota BRICS. (Sumber Kemlu RI)JAKARTA - Menteri Luar Negeri RI Sugiono menekankan peran penting negara-negara anggota BRICS mengambil peran dalam reformasi tata kelola global.Hal tersebut disampaikan Menlu Sugiono saat menghadiri Pertemuan Menteri Luar Negeri BRICS yang digelar di sela-sela High-Level Week Sidang Majelis Umum PBB ke-80 di New York, Amerika Serikat Hari Jumat waktu setempat.Menandai 80 tahun berdirinya Perserikatan Bangsa-Bangsa, Menlu Sugiono menekankan pentingnya reformasi agar lembaga-lembaga multilateral tetap tanggap, efektif, dan relevan dengan tantangan zaman.Menlu Sugiono menegaskan, UN80 Initiative dan Pact for the Future harus dimanfaatkan sebagai momentum untuk memperkuat multilateralisme, dan menekankan peran penting BRICS dalam mendorong tata kelola global yang lebih inklusif, adil dan efektif.Terkait Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), Menlu Sugiono menyoroti lambatnya capaian dengan hanya 15 persen target SDGs yang on track serta kesenjangan pembiayaan hingga 4 triliun dolar AS bagi negara berkembang."Sidang Majelis Umum kali ini harus menghasilkan kemauan politik dan sumber daya untuk mempercepat implementasi SDGs," tegas Menlu Sugiono, melansir keterangan Kementerian Luar Negeri RI, Sabtu 27 September.Dalam kaitan ini, Menlu Sugiono menekankan peran penting BRICS dalam mendukung pembiayaan pembangunan sekaligus mendorong tata kelola keuangan global yang lebih berkeadilan.Menutup pernyataannya, Menlu Sugiono menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk terus bekerja sama dengan BRICS dalam mewujudkan tatanan internasional yang lebih adil, inklusif, dan efektif.Ia juga menyampaikan dukungan penuh Indonesia terhadap keketuaan Brasil, serta menantikan kerja sama erat dengan India sebagai Ketua BRICS berikutnya.