Refleksi Menlu di PBB: Diplomasi Indonesia Adalah Diplomasi Persahabatan

Wait 5 sec.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Sugiono dalam pengarahan media di Markas Besar PBB New York, (foto: dok. antara ) JAKARTA – Menteri Luar Negeri Indonesia Sugiono menegaskan bahwa partisipasi Indonesia dalam Pekan Tingkat Tinggi Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merupakan momentum penting untuk memperkuat diplomasi persahabatan dengan semua negara.Pernyataan itu ia sampaikan dalam pengarahan media di Markas Besar PBB, New York, Jumat 26 September, tepat lima hari sejak dimulainya sesi tingkat tinggi.“Kita ingin tetap menjadi sahabat bagi semua, tanpa menciptakan musuh, apalagi di antara tetangga,” ujar Sugiono.Ia menjelaskan, pidato perdana Presiden Prabowo Subianto di Debat Umum Majelis Umum PBB menjadi penanda bahwa Indonesia siap memainkan peran sebagai jembatan perdamaian sekaligus komunikator bagi berbagai pihak.Dua hari setelah pidato tersebut, Sugiono mengaku masih menerima ucapan selamat dari sejumlah menteri luar negeri. Selain itu, beberapa negara juga mengajak Indonesia untuk menjadi co-chair dalam sejumlah pertemuan internasional, menegaskan posisi strategis Indonesia di mata dunia.“Perhatian terhadap Indonesia meningkat. Ini adalah geliat baru,” katanya.Dukungan serupa juga datang dari Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres yang menyampaikan langsung kepada Presiden Prabowo bahwa kebijakan luar negeri Indonesia kini menunjukkan semangat baru.Menurut Sugiono, berbagai respons positif yang diterima menegaskan keberlanjutan prinsip diplomasi Indonesia, yang berlandaskan pada persahabatan, keterbukaan, dan kepentingan nasional.“Kita akan terus menyelaraskan keterlibatan Indonesia di forum global, dengan fokus pada isu-isu strategis, memperjuangkan kepentingan nasional, sekaligus membangun jembatan antarnegara,” tambahnya.Pekan Tingkat Tinggi Sidang Majelis Umum ke-80 PBB berlangsung pada 22–30 September 2025, menghadirkan para pemimpin dunia yang membahas beragam isu global, termasuk perdamaian, pembangunan berkelanjutan, dan tata kelola internasional.