Arsip Foto - Para tamu undangan menghadiri acara Ground Breaking Taman Kota Peruri dan Festival Peruri Hijau, di Gedung Peruri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (13/10/2023). ANTARA/HO-Instagram@kotajakartaselatan.JAKARTA – Direktur SDM, Teknologi, dan Informasi Perum Peruri, Gandung Anggoro Murdani, mengungkapkan bahwa dominasi ruang terbuka hijau di area produksi Karawang, Jawa Barat, membuat perhitungan carbon offset operasional perusahaan mencapai 102 persen.Ia menegaskan bahwa Peruri terus melakukan berbagai langkah nyata untuk mempercepat implementasi program keberlanjutan, sejalan dengan target pemerintah mewujudkan Net Zero Emission (NZE) pada 2060.“Bagi kami, keberlanjutan bukan hanya slogan, tetapi sudah menjadi aksi nyata yang dijalankan di lapangan,” ujarnya, dilansir dari ANTARA, Sabtu, 27 September.Selain di Karawang, Peruri juga menghadirkan ruang terbuka hijau di Taman Kota Peruri dengan konsep penggunaan lahan berkepadatan rendah (low-rise density) serta menerapkan prinsip adaptive reuse — mengubah fungsi bangunan sambil tetap mempertahankan karakter historis dan struktur aslinya.Area yang berlokasi di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, tersebut merupakan bekas area pabrik percetakan uang milik Peruri.Gandung menuturkan pengubahan fungsi lahan tersebut adalah salah satu upaya pihaknya untuk menjaga jejak karbon tetap rendah sehingga memperkuat kontribusi perusahaan dalam mendukung agenda pembangunan berkelanjutan nasional, sekaligus memberikan ruang publik yang sehat bagi masyarakat.“Keberlanjutan adalah investasi jangka panjang bagi generasi mendatang, dan Peruri ingin menjadi bagian penting dalam perjalanan itu,” katanya pula.Selain membangun berbagai ruang terbuka hijau, ia menyampaikan bahwa perseroan juga berkomitmen mendukung pengembangan industri rendah karbon melalui penyusunan Roadmap Peruri Hijau, transformasi bisnis, serta digitalisasi.Untuk menegakkan implementasi roadmap tersebut, Gandung mengatakan pihaknya telah mengembangkan green dashboard yang mampu memantau penggunaan energi, konsumsi air, pengelolaan limbah, serta emisi gas rumah kaca secara real-time dan terintegrasi.Selanjutnya, ia menuturkan, digitalisasi mampu memangkas jejak karbon melalui pengurangan penggunaan kertas serta peningkatan efisiensi operasional.Perusahaan juga menggunakan clean-tech machine yang dapat menekan emisi karbon dalam rantai produksi.“Kami memulai langkah transformasi melalui digitalisasi proses, digitalisasi produk, hingga penggunaan mesin berteknologi ramah lingkungan (low-emission machine),” pungkasnya.