Trump Mau Kenakan Tarif ke Laptop hingga Sikat Gigi Elektrik Sesuai Jumlah Chip

Wait 5 sec.

Presiden AS Donald Trump berpidato di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-80, di New York City, AS, Selasa (23/9/2025). Foto: Jeenah Moon/REUTERSPemerintahan Donald Trump tengah menyiapkan kebijakan tarif baru untuk barang elektronik asing. Rencananya, tarif akan dikenakan berdasarkan jumlah chip yang terdapat di dalam setiap perangkat, menurut tiga sumber yang mengetahui isu tersebut. Langkah ini disebut bertujuan untuk mendorong perusahaan mengalihkan produksi ke Amerika Serikat (AS).Mengutip Reuters, Departemen Perdagangan AS akan menghitung nilai chip dalam sebuah produk, lalu mengenakan tarif dengan persentase tertentu dari nilai tersebut. Namun, hingga kini, Departemen Perdagangan belum memberikan komentar resmi.Juru bicara Gedung Putih, Kush Desai, menegaskan bahwa AS tidak bisa bergantung pada impor asing untuk produk semikonduktor yang vital bagi keamanan nasional dan perekonomian. “Pemerintahan Trump menerapkan pendekatan bernuansa dan multi-aspek untuk memindahkan manufaktur penting ke AS, termasuk lewat tarif, pemotongan pajak, deregulasi, dan dukungan energi,” ujarnya dikutip Minggu (28/9).Jika diterapkan, kebijakan ini berpotensi menyasar berbagai produk konsumen, mulai dari sikat gigi elektrik hingga laptop. Hal itu dikhawatirkan bisa mendorong inflasi, di tengah kondisi harga yang sudah melampaui target 2 persen The Fed.Ilustrasi chip di motherboard komputer. Foto: PexelsEkonom American Enterprise Institute, Michael Strain, menilai tarif baru justru bisa membuat barang-barang konsumsi semakin mahal. “Produk dalam negeri kemungkinan juga akan lebih mahal karena tarif atas bahan baku utama yang dibutuhkan untuk memproduksinya,” katanya.Trump sebelumnya telah mengumumkan serangkaian tarif impor, termasuk bea masuk 100 persen untuk obat bermerek dan pungutan 25 persen untuk truk berat. Pada April lalu, pemerintahannya juga membuka penyelidikan impor farmasi dan semikonduktor, dengan alasan ketergantungan produksi asing menimbulkan ancaman bagi keamanan nasional.Meski begitu, masih banyak pertanyaan seputar rencana tarif ini. Belum jelas produk apa saja yang akan terkena, seberapa besar tarifnya, serta apakah akan ada negara, perusahaan, atau produk yang mendapat pengecualian. Pada Agustus lalu, Trump sempat mengatakan AS akan mengenakan tarif 100 persen untuk semikonduktor impor, kecuali bagi perusahaan yang memproduksi di AS atau telah berkomitmen melakukannya.Produsen chip terbesar di luar AS saat ini adalah Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC) dan Samsung Electronics dari Korea Selatan. Menurut sumber Reuters, Departemen Perdagangan mempertimbangkan tarif 25 persen untuk kandungan chip dalam produk impor, serta tarif 15 persen untuk barang elektronik asal Jepang dan Uni Eropa. Namun, angka ini masih bersifat awal dan bisa berubah.Departemen Perdagangan juga disebut menyiapkan opsi insentif berupa pengecualian pajak berbasis dolar untuk perusahaan yang mau memindahkan setidaknya separuh produksinya ke AS. Mekanisme detailnya masih belum jelas, dan kebijakan tersebut masih dalam tahap pertimbangan.Reporter: Nur Pangesti