Honda Brio facelift resmi meluncur 5 Mei 2023 di Jakarta. Foto: dok. Honda Prospect MotorAsisten Deputi Pengembangan Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, Elektronika, dan Aneka (Ilmate) Kemenko Perekonomian, Atong Soekirman mengungkap soal wacana pemotongan biaya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN) untuk meningkatkan pasar otomotif dalam negeri. Hal itu ia sampaikan dalam Bisnis Indonesia Forum bertajuk “Lima Dekade Industri Otomotif, Produk Lokal Pasar Global”, Kamis (25/9/2025) dan menjadi opsi non-pajak untuk menaikkan daya beli. “Mungkin kita mulai dulu dari pendekatan non-pajak, yaitu BBN. Kalau bisa potong 50 persen, atau kalau memungkinkan bebas 100 persen, ini bisa menurunkan harga jual kendaraan,” kata Atong.Pemotongan BBN pada mobil baru bisa dijadikan solusi dibandingkan mengubah tarif PPN atau PPnBM. Apalagi, katanya BBN lebih fleksibel sehingga memungkinkan untuk diterapkan.“Namanya juga usaha, kita cari langkah paling realistis untuk meringankan beban masyarakat,” tambahnya.Suasana booth Isuzu saat gelaran pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 di ICE BSD, Tangerang, Kamis (24/7/2025). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan Atong berpendapat, solusi ini menjadi strategi untuk menjaga daya saing industri otomotif. Sebab, meski penjualan mobil listrik (EV) tumbuh dengan pangsa 18 persen per Agustus 2025, kendaraan bermesin bakar (ICE) masih mendominasi pasar dengan porsi 61 persen.Ia menilai, pemotongan BBN ini bisa dirasakan langsung oleh calon pembeli, khususnya segmen 'first car buyer' di kategori LCGC. “Kalau harga mobil bisa lebih rendah, daya beli akan terdorong, industri tetap jalan, dan kontribusi ke ekonomi tetap terjaga,” jelas Atong.