Galeri Indonesia Kaya hadirkan Lakon "Pandawa Nawasena". Foto: Dok. Galeri Indonesia KayaGaleri Indonesia Kaya menghadirkan kesenian wayang orang melalui lakon populer di dunia pewayangan, Pandawa Nawasena. Gelaran wayang orang ini tercipta atas hasil kolaborasi antara para penampil profesional Wayang Orang Bharata dengan para peserta Ruang Kreatif: Kelas Wayang Orang.Digelar selama kurang lebih 60enit, penonton disuguhi kisah menarik dari perjalanan lima Pandawa yang harus menjalani pengasingan setelah kalah bermain dadu melawan Kurawa.Galeri Indonesia Kaya hadirkan Lakon "Pandawa Nawasena". Foto: Dok. Galeri Indonesia KayaNamun, ketika Amarta terancam oleh serangan Prabu Kolopati, Sengkuni harus merendahkan dirinya dan meminta Pandawa kembali untuk menyelamatkan kerajaan. Bagaimana sikap Pandawa dalam menghadapi permintaan itu menjadi inti cerita yang menggugah sekaligus relevan dengan nilai moral tentang harga diri, pengampunan, dan keberanian.Lakon ini hadir sebagai wujud konsistensi Wayang Orang Bharata, paguyuban yang berdiri sejak 1972 dan kini beranggotakan lebih dari 150 orang, dari maestro hingga generasi penerus berusia 5-17 tahun.Selain rutin berpentas di Gedung Wayang Orang Bharata, Senen, Jakarta, paguyuban ini juga telah membawa seni wayang orang ke panggung internasional di Mesir, Belanda, Italia, Australia, Prancis, hingga Jerman, sekaligus mencatat rekor MURI sebagai penyelenggara wayang orang daring pertama di Indonesia.Teguh Kenthus Ampiranto, salah satu maestro sekaligus pimpinan Wayang Orang Bharata yang terlibat dalam pementasan ini mengatakan ini pagelaran dengan persiapan tersingkat yang ia tangani. Galeri Indonesia Kaya hadirkan Lakon "Pandawa Nawasena". Foto: Dok. Galeri Indonesia KayaNamun ia bersyukur kerja keras dari para pemain mampu memberikan energi positif yang juga diterima baik penonton."Persiapannya memang ini kan workshop yang paling cepat ini, 5 hari. Dan pesertanya yang daftar itu memang latar belakangnya bukan penari. Jadi, memang kerja keras untuk mempersiapkan ini tapi paling tidak ada teman-teman profesional dari Wayang Orang Bharata bisa menutupi semua," ujar Teguh Kenthus kepada wartawan di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta Pusat, Sabtu (27/9)."Jadi, ceritanya enggak ada yang berkurang dan tadi meriah sekali, banyak penonton yang ketawa, banyak penonton yang senang," sambungnya.Meski didominasi dengan hadirnya generasi muda di dalamnya, Teguh mengaku senang dengan penampilan yang mereka berikan di atas panggung. Di lain sisi, Teguh juga bangga dengan anak muda yang masih mau ikut melestarikan seni wayang orang."Saya sangat-sangat bangga, ya, sangat puas. Paling tidak masih ada yang mau lah bermain wayang orang gitu kan. Jadi kan lebih membuat daya tarik teman-teman yang muda dari Bharata," tutur Teguh."Karena 80% sekarang pemain dari Wayang Orang Bharata itu anak-anak kelahiran Jakarta. Bangga gitu mereka masih mau dan mau untuk melestarikan wayang orang yang adiluhung itu," imbuhnya.Galeri Indonesia Kaya hadirkan Lakon "Pandawa Nawasena". Foto: Dok. Galeri Indonesia KayaRenitasari Adrian selaku Program Director Galeri Indonesia Kaya, turut mengatakan bahwa tantangan Wayang Orang Bharata dalam pertunjukan kali ini adalah membentuk dan mengarahkan para peserta Ruang Kreatif: Kelas Wayang Orang yang bukan merupakan pemain wayang orang profesional.Ruang Kreatif kali ini diselenggarakan selama lima hari sebagai upaya pengenalan kembali kesenian wayang orang pada publik, di mana para peserta mencicipi pengalaman menjadi pemain wayang orang untuk pertama kalinya, mulai dari latihan bersama sampai naik panggung."Melalui pementasan Pandawa Nawasena, Galeri Indonesia Kaya ingin mengajak penonton merasakan bagaimana tradisi bisa bertemu dengan napas baru dari generasi penerus," ungkap Renitasari.Direktur Program Bakti Budaya Djarum Foundation, Renitasari Adrian, umumkan pergantian logo Indonesia Kaya, di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa (3/6/2025). Foto: Giovanni/kumparanKolaborasi antara maestro Wayang Orang Bharata dengan generasi muda dari Ruang Kreatif: Kelas Wayang Orang menjadi bukti bahwa tradisi bisa terus hidup dengan sentuhan yang lebih segar dan tetap relevan," lanjut dia.Dari gelaran ini, Renitasari berharap akan lebih banyak lagi generasi muda yang mau mengenali dan membudidayakan kesenian daerah. Termasuk salah satunya kesenian wayang orang."Kami berharap karya ini dapat membuka ruang apresiasi baru bagi penonton, sekaligus menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk mencintai dan melestarikan seni tradisi, seperti wayang orang sebagai salah satunya," kata Renitasari.Pementasan Pandawa Nawasena menjadi satu dari banyaknya upaya Galeri Indonesia Kaya dalam menghadirkan dan memperkenalkan kembali seni-seni tradisional Indonesia kepada masyarakat luas.Dengan menghadirkan karya budaya setiap minggunya, Galeri Indonesia Kaya tidak hanya memberi ruang bagi seniman untuk berkarya dan berkolaborasi, tetapi juga memastikan bahwa kekayaan budaya Nusantara tetap hidup, relevan, dan dapat diwariskan kepada generasi berikutnya.