Tepis Isu Sabotase, Pemerintah Didesak Investigasi Kasus Keracunan MBG

Wait 5 sec.

Keterangan Foto: Ilustrasi sabotase.(Ist)JAKARTA – Pengamat politik Citra Institute, Efriza, mendesak pemerintah menginvestigasi serius kasus keracunan penerima manfaat program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk menepis dugaan adanya sabotase yang sengaja didesain untuk menggagalkan program prioritas Presiden Prabowo Subianto itu.“Evaluasi dan investigasi penting dilakukan, agar juga bisa memproses berbagai isu yang terjadi seperti pernyataan adanya upaya sabotase untuk menggagalkan MBG,” ungkapnya, Minggu 28 September 2025.Menurut dia, selain menepis isu adanya sabotase, investigasi dan evaluasi diperlukan untuk membuktikan adanya persoalan standarisasi pelaksanaan program MBG di lapangan. Efriza meyakini bila MBG tidak disabotase, tapi memang pelaksanaannya yang karut marut.“Memang faktanya karut-marut, sehingga desakan untuk menghentikan program ini sangat tinggi,” imbuhnya.Dia menekankan, investigasi dan evaluasi yang dilakukan Presiden Prabowo beserta jajaran pemerintah juga harus menyentuh Badan Gizi Nasional (BGN) yang selama ini dipercaya menjadi pelaksana program MBG.“BGN juga harus menjadi obyek investigasi dan evaluasi. Kalau tidak, MBG ini justru akan menjadi noda catatan buruk janji program Pemerintahan Prabowo-Gibran,” tukas Efriza.Sebelumnya, Badan Gizi Nasional (BGN) melaporkan ada 5.914 orang yang keracunan dari program MBG di seluruh Indonesia. Jumlah ini dihitung dari Januari hingga September 2025. Dari data yang dipaparkan, pada Januari terdapat 94 orang yang terdampak keracunan, diikuti 496 orang pada bulan Februari, Lalu 313 orang di April dan 433 orang di Mei.Kemudian di Juli jumlahnya mencapai 380 orang, Agustus melonjak jadi 1.988 dan September menjadi 2.210 sehingga jumlah korban keracunan MBG mencapai 5.914 orang. Sedangkan di Maret dan Juni tercatat tidak ada kasus keracunan MBG.