BI Upayakan Pendalaman Pasar Keuangan lewat Peningkatan Volume Transaksi

Wait 5 sec.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menegaskan bank sentral terus mendorong pendalaman pasar keuangan melalui peningkatan volume transaksi. (Foto: ANTARA)JAKARTA  - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menegaskan bank sentral terus mendorong pendalaman pasar keuangan melalui peningkatan volume transaksi dan pembentukan harga yang lebih kredibel. Di pasar uang, kata dia, fokus diarahkan pada transaksi repo dan Overnight Index Swap (OIS) yang mengacu pada suku bunga acuan INDONIA. Sedangkan di pasar valuta asing (valas), penguatan dilakukan lewat Domestic Non-Deliverable Forward(DNDF) dan FX Swap, dengan referensi kurs JISDOR serta kurs acuan non-USD/IDR. BI sendiri telah meluncurkan matchmaking OIS pada Jumat 26 September 2025. Destry menjelaskan, matchmaking OIS berfungsi memfasilitasi pencocokan transaksi antarbank sehingga harga terbentuk lebih efisien dan interaksi pasar lebih lancar. Ketersediaan suku bunga acuan berbasis INDONIA juga diharapkan memperkuat mekanisme harga instrumen OIS yang bersifat forward looking. BI mencatat perkembangan positif di pasar valas. Hingga Agustus 2025, rata-rata harian transaksi DNDF mencapai 212 juta dolar AS atau sekitar sepuluh kali lipat lebih tinggi dibanding awal penerapannya pada 2018. Menurut BI, capaian tersebut masih perlu terus ditingkatkan. “Tentunya BI tidak bisa sendirian, perlu sinergi dan kerja sama kita bersama," ujar Destry dilansir ANTARA, Minggu, 28 September. Sejalan dengan itu, menurut Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae, penggunaan INDONIA sebagai acuan OIS merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kredibilitas, transparansi, dan efektivitas suku bunga rupiah, sejalan dengan reformasi suku bunga global. OJK berkomitmen melakukan pemantauan, pendampingan, dan mendorong pemanfaatan instrumen berbasis INDONIA agar memberi manfaat optimal bagi stabilitas sistem keuangan. “Dengan sinergi seluruh pemangku kepentingan, kita optimis pasar keuangan Indonesia semakin kompetitif dan berdaya saing global," ujar Dian. Dari sisi industri, dukungan nyata ditunjukkan dengan penandatanganan 105 kontrak perjanjian induk derivatif baru dan 23 komitmen kontrak penerapan margin oleh 56 bank.Langkah tersebut mencerminkan keseriusan perbankan untuk memperkuat fondasi pasar domestik, khususnya dalam pengembangan OIS dan DNDF.Namun, Destry menekankan agar komitmen tersebut tidak berhenti di atas kertas, melainkan diwujudkan melalui peningkatan transaksi nyata di pasar.Sinergi lintas otoritas dan pelaku pasar diharapkan akan semakin memperdalam, melikuidkan, dan memperkuat daya tahan pasar uang serta valas domestik.Dengan demikian, pasar keuangan Indonesia dapat menjadi pilar penting bagi pembiayaan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.