Andovi da Lopez di Lampung: Gen Z Berani Bersuara, Bukan Sekadar Viral

Wait 5 sec.

Andovi da lopez saat mengisi seminar Republica. | Foto : Taufik H/Lampung GehLampung Geh, Bandar Lampung - Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Republica menggelar Seminar Nasional bertema Neo-Orba Gaya Baru: Gen Z Anti Bungkam di Gedung Serbaguna (GSG) Universitas Lampung (Unila), Sabtu (27/9).Seminar ini menghadirkan pembicara Andovi da Lopez yang mengupas cara generasi Z memaknai kesadaran dan keberanian bersuara di era informasi terbuka.Menurutnya, Gen Z bukanlah vocal minority seperti anggapan umum, melainkan vocal majority yang kini menjadi penggerak utama opini publik dan target penting dalam kontestasi politik.Andovi menjelaskan, perbedaan paling mencolok Gen Z dibanding generasi sebelumnya adalah tingkat kesadaran terhadap isu-isu sosial, politik, lingkungan, hingga kesetaraan gender.“HP yang kalian pegang membuat kalian sadar dengan situasi dan kondisi zaman sekarang. Tantangan terbesarnya adalah memilah mana informasi yang benar, mana yang hoax, double check, triple check, ini AI atau bukan,”ujarnya.Andovi juga menyinggung bagaimana pemilu 2024 memperlihatkan peran penting Gen Z.“Kalau Gen Z minoritas, ngapain para kandidat capres-capres kemarin serius banget di TikTok, Logika dasar saja. Berarti kita bukan minoritas,” ujarnya.Pemilihan umum 2029 akan semakin menegaskan dominasi Gen Z dan Gen Alpha sebagai pemilih baru. Menurut Andovi, keberanian bersuara tidak selalu berarti turun ke jalan atau bersuara di media sosial. Banyak cara yang bisa ditempuh, mulai dari mengedukasi teman, membantu logistik, menulis puisi, membuat karya seni, hingga memperkuat budaya lokal.“Kita jangan sempitkan paradigma bersuara. Tidak semua orang punya level keberanian yang sama, dan itu tidak apa-apa,” ujarnya.Andovi juga menekankan pentingnya persiapan sebelum bersuara agar tidak panik dan keliru.“Sama seperti ujian, kalau belajar dulu kita lebih siap. Mau bicara soal ketidakadilan, riset dulu biar paham konteksnya. Latih diri ngomong depan kaca kalau takut bicara depan umum. Persiapan akan mengurangi rasa takut,” jelasnya.Di akhir sesi, Andovi menyoroti tantangan terbesar bangsa saat ini bukan hanya pada suara publik yang viral, tetapi pada pembenahan mekanisme checks and balances serta penegakan hukum.“Viral adalah people power di 2025. Tidak apa-apa, tapi PR kita adalah bagaimana tetap viral sambil memperbaiki sistem secara struktural,” ujarnya. (Taufik)