Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Keluarga dan Kependudukan, Woro Srihastuti Sulistyaningrum, menekankan pentingnya langkah preventif dan promotif agar keluarga memiliki daya tahan menghadapi risiko sosial. Rapat ini membahas pendampingan psikologis, penguatan akses layanan dasar, pemberdayaan ekonomi, hingga literasi digital untuk melindungi keluarga dari ancaman kekerasan berbasis online dan perdagangan manusia.Lisa, sapaan akrab Woro, menegaskan bahwa penanganan keluarga rentan harus dilakukan secara terpadu dan lintas sektor, tidak parsial. Hasil rakor diharapkan melahirkan model intervensi komprehensif yang dapat direplikasi di daerah lain, sekaligus mendukung pelaksanaan Aksi Keluarga Indonesia sebagai bagian dari implementasi RPJPN 2025–2045. “Kita ingin dari Kabupaten Bandung muncul praktik baik yang bisa menjadi inspirasi nasional,” ujarnya.