Analis Optimistis Rupiah Bakal Menguat ke Level Rp 16.500 per Dolar AS

Wait 5 sec.

Petugas menunjukkan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo, Melawai, Jakarta, Senin (15/9/2025). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTONilai tukar rupiah mengalami penguatan di awal pekan ini. Berdasarkan data Bloomberg, Selasa (30/9) pukul 08.55 WIB, rupiah ditutup di level Rp 16.680 per dolar AS, naik 58 poin atau 0,35 persen dibanding penutupan sebelumnya.Pengamat pasar modal Lanjar Nafi menilai peluang penguatan rupiah masih cukup besar. Ia menyebut intervensi Bank Indonesia sejak pekan lalu serta strategi bank-bank HIMBARA yang menawarkan suku bunga deposito dolar lebih kompetitif menjadi faktor penting yang menopang kurs rupiah.“Penguatan rupiah menurut saya possible. Intervensi BI secara masif sejak minggu lalu dan strategi bank HIMBARA mengenai suku bunga deposito USD yang lebih kompetitif,” ujarnya kepada kumparan, Selasa (30/9).Menurut Lanjar, faktor eksternal turut memberikan dorongan besar bagi rupiah. Dolar AS tengah melemah seiring turunnya indeks DXY di bawah level 98. Kondisi ini dipicu oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga secara agresif di AS serta meningkatnya ketidakpastian politik di negara tersebut.Lanjar memperkirakan rupiah berpotensi bergerak menuju Rp 16.300–Rp 16.500 per dolar AS dalam waktu dekat.Namun, pengamat pasar modal Desmond Wira memberikan pandangan berbeda. Menurutnya, penguatan rupiah saat ini lebih banyak dipengaruhi faktor eksternal ketimbang kebijakan dalam negeri.Petugas keamanan melakukan penjagaan di kawasan Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (3/9/2025). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO“USD melemah akibat ancaman government shutdown di AS, yang membuat investor beralih ke aset emerging market seperti rupiah,” ujarnya.Desmond menilai, kebijakan fiskal pemerintah seperti suntikan Rp 200 triliun ke HIMBARA maupun proyeksi pertumbuhan ekonomi 5,5 persen pada kuartal IV hanya memberi pengaruh kecil.“Saat kebijakan Rp 200 triliun diluncurkan rupiah cuma bergeliat sedikit,” sebutnya.Meski penguatan rupiah saat ini didukung sentimen global, Desmond mengingatkan tren tersebut bisa berbalik jika AS berhasil mengatasi ancaman penutupan pemerintahan.“Jika nanti faktor eksternal seperti government shutdown AS bisa ditanggulangi, kemungkinan rupiah bisa melemah lagi,” katanya.Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa optimistis tren penguatan rupiah akan berlanjut. Menurutnya, pelemahan yang sempat terjadi pada pekan lalu lebih dipicu kesalahpahaman terkait isu kebijakan perbankan, bukan faktor fundamental.“Kalau Anda lihat kan bursa saham naik terus. Pasti asing banyak masuk ke sana, inflow-nya kenceng,” ujar Purbaya usai akad massal KPR FLPP di Cileungsi, Senin (29/9).