Zhang Peng, CEO Zhipu AI, salah satu startup AI terpanas di China (foto; x @TMTPostGlobal)JAKARTA – Kecerdasan buatan super (artificial superintelligence/ASI) diperkirakan mungkin tersedia pada 2030, namun kemampuannya kemungkinan hanya akan melampaui manusia di beberapa aspek saja. Hal itu disampaikan oleh Zhang Peng, CEO Zhipu AI, salah satu startup AI terpanas di China, pada Selasa 30 September.Industri AI global tengah ramai dengan spekulasi mengenai kapan teknologi ASI ini akan benar-benar melampaui kecerdasan manusia. CEO OpenAI, Sam Altman, pekan lalu memperkirakan ASI bisa hadir pada akhir dekade ini, sementara CEO SoftBank Group, Masayoshi Son, tahun lalu memprediksi teknologi tersebut bisa tercapai pada 2035.Namun, Zhang menilai konsep ASI terlalu samar untuk bisa dipatok dalam garis waktu yang pasti."Mungkin ASI dapat melampaui manusia dalam satu atau beberapa aspek pada 2030, tetapi tetap akan jauh tertinggal di banyak bidang lain," ujarnya saat peluncuran model bahasa besar terbaru perusahaan, GLM-4.6.Zhipu AI, yang berdiri pada 2019 sebagai spin-off dari Universitas Tsinghua, kini muncul sebagai salah satu pemain utama dalam perlombaan AI China. Pada April 2025, perusahaan ini mengajukan dokumen untuk mencatatkan saham di pasar domestik China.Pada Juni, OpenAI sempat menyoroti Zhipu AI sebagai pesaing yang cepat berkembang dan menyebutnya sebagai bagian dari upaya Beijing mendorong ekspansi AI buatan China ke luar negeri. Zhang menyebut pihaknya “terhormat” dengan pengakuan tersebut, namun menegaskan ekspansi luar negeri yang dilakukan hanyalah bagian dari bisnis normal.Zhang mengatakan pendapatan dari luar negeri mulai menunjukkan peningkatan, meski perusahaan belum berencana menyaingi model AI Amerika Serikat dalam layanan berlangganan untuk konsumen umum. Saat ini, fokus utama mereka adalah melayani klien perusahaan, termasuk dengan meluncurkan paket berlangganan khusus untuk pengembang di bidang pemrograman.Di China, banyak perusahaan AI kesulitan meyakinkan konsumen untuk membayar layanan AI, berbeda dengan tren di Amerika Serikat. Namun Zhang optimistis hal itu akan berubah dalam beberapa tahun mendatang, seiring meningkatnya penerimaan publik terhadap nilai AI dan turunnya harga layanan.Model terbaru, GLM-4.6, disebut memiliki kemampuan lebih baik dibanding GLM-4.5 yang dirilis pada Juli lalu. Peningkatan mencakup pemrograman, penalaran, penulisan, hingga aplikasi agen AI.