Co-Founder Oculab Bunga Aura Prameswari dan Indri Klarissa Ramadhanti (hijab) dalam acara Lee Kuan Yew Global Business Plan Competition di Singapore Management University, Senin (29/9/2025). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparanStartup kesehatan Oculab yang digagas anak muda Indonesia berhasil menembus final ajang bergengsi Lee Kuan Yew Global Business Plan Competition (LKYGBPC) 2025 di Singapura. Inovasi ini lahir dari keresahan terhadap masih tingginya angka tuberkulosis (TBC) di tanah air, sekaligus keinginan anak muda untuk menghadirkan solusi berbasis teknologi.Oculab merupakan aplikasi smartphone berbasis kecerdasan buatan (AI) yang mendukung analisis hasil mikroskopis TBC, khususnya pada fase monitoring. Sistem ini memungkinkan teknisi laboratorium menghubungkan ponsel ke mikroskop melalui adaptor, kemudian merekam sampel dan mengolahnya dengan AI.Co-Founder Oculab, Bunga Aura Prameswari, menjelaskan alasan timnya fokus pada penyakit TBC. Adapun, Oculab mampu memangkas waktu pemeriksaan hingga 75 persen, dari 40 menit menjadi 10 menit, dengan akurasi 87 persen.Co-Founder Oculab Bunga Aura Prameswari dalam acara Lee Kuan Yew Global Business Plan Competition di Singapore Management University, Senin (29/9/2025). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan“Kalau untuk TB sendiri karena Indonesia itu salah satu negara dengan highest burden in TB. Apalagi nomor 2 di dunia dan makanya kita mau tackle di TB dulu. Tapi kita juga punya vision untuk scale up into another disease,” kata Bunga kepada wartawan di Singapore Management University, Senin (29/9).Rekan sekaligus Co-Founder, Indri Klarissa Ramadhanti, menambahkan bahwa inovasi ini mengisi celah pada fase pemantauan pasien.“Kalau TB sendiri itu bisa dibagi antara screening sama monitoring. Nah kalau screening yang bisa sering lihat kayak X-ray, terus kayak GeneXpert, kami melihat kalau misalkan di bagian monitoring itu ada sebuah gap. Jadi belum banyak inovasi yang ada di monitoring. Nah di sini Oculab comes in,” katanya.Tim Oculab beranggotakan delapan orang dengan rata-rata usia 23 tahun, berasal dari Universitas Indonesia, Binus University, hingga Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Mereka merintis riset sejak setahun lalu dan kini dalam tahap uji validasi produk bersama mitra kesehatan.Startup Oculab yang jadi finalis dalam ajang Lee Kuan Yew Global Business Plan Competition di Singapore Management University, Senin (29/9/2025). Foto: Ave Airiza Gunanto/kumparan“Kita sekarang lagi di fase validating our product dengan salah satu partner kita dan saat ini kita lagi fokus untuk doing research dengan mereka untuk validasi produk kita,” tutur Bunga.Oculab sebelumnya telah menorehkan prestasi di kancah internasional, mulai dari juara 1 Youth Innovation EXPO tingkat Amerika Utara, hingga runner-up Value-Based Health Hackathon di National University of Singapore (NUS). Dukungan tersebut membawa tim melaju hingga ke final LKYGBPC 2025, kompetisi startup universitas yang digelar dua tahun sekali oleh Singapore Management University.Bunga menegaskan, Oculab ingin fokus pada riset mendalam sebelum membidik investor. “Sebenarnya kalau untuk investor kita belum benar-benar fokus ke situ karena kita benar-benar pengen fokus untuk validating our product dulu karena health tech itu sangat regulated industry,” jelasnya.Dengan masuknya Oculab sebagai finalis, Indonesia menjadi salah satu perwakilan negara di ajang internasional yang menyorot solusi inovatif untuk tantangan global.“Sebenarnya kita satu tim ini bener-bener punya visi untuk bikin produk yang hopefully bisa berimpact untuk orang-orang juga, dan makanya mungkin ini adalah salah satu step awal untuk kita ke arah sana,” kata Bunga.