Harga Emas Melonjak ke Rekor Tertinggi Imbas Dolar Melemah

Wait 5 sec.

Ilustrasi emas. Foto: ShutterstockHarga emas kembali menembus rekor tertinggi di atas USD 3.800 per ons, seiring melemahnya dolar AS dan meningkatnya kekhawatiran potensi shutdown pemerintah Amerika Serikat.Dikutip dari Bloomberg, harga emas batangan naik hingga 1,4 persen ke level tertinggi sepanjang masa ke USD 3.812,05 per ons, melampaui level tertinggi yang dicapai Selasa lalu (23/9). Reli ini memperpanjang tren kenaikan emas yang sudah berlangsung enam minggu berturut-turut. Komoditas lain juga ikut menguat seperti perak naik 2,4 persen, sementara platinum dan paladium melonjak didorong ketatnya pasokan serta aliran dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) berbasis logam mulia.Sementara itu, dolar melemah karena investor menunggu perkembangan menjelang pertemuan yang direncanakan antara para pemimpin kongres Amerika Serikat dan Presiden Donald Trump pada hari Senin, sehari sebelum dana federal berakhir jika kesepakatan mengenai RUU belanja jangka pendek tidak tercapai.Para ekonom juga memperkirakan penutupan pemerintah akan mengancam rilis data-data penting, termasuk laporan penggajian hari Jumat, yang diperkirakan masih menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja yang di bulan September.Sementara itu, data ketenagakerjaan yang lebih lemah akan memperkuat argumen pelonggaran kebijakan The Fed terkait keputusan suku bunga pada Oktober. Hal ini membuat emas sebagai aset tanpa bunga semakin menarik. Namun, terdapat ketidakpastian yang tinggi mengenai prospek siklus pemangkasan suku bunga The Fed, karena pejabatnya memberi sinyal berbeda-beda, sementara beberapa indikator ekonomi justru lebih baik dari perkiraan.Para pedagang juga terus mempertimbangkan ancaman terhadap independensi bank sentral AS, setelah pengacara Gubernur Fed Lisa Cook pada hari Kamis (26/9) mendesak Mahkamah Agung untuk membiarkannya tetap menjabat sementara dia melawan upaya Trump untuk memecatnya.“Emas batangan tampaknya tidak terlalu mahal dibandingkan dengan dolar dan obligasi pemerintah AS, yang seharusnya mengandung premi terkait The Fed, mengingat sifat risikonya dari potensi hilangnya independensi bank sentral,” ujar para ahli strategi Barclays Plc., termasuk Themistoklis Fiotakis dan Lefteris Farmakis , dalam sebuah catatan pada hari Minggu."Hal ini menjadikannya lindung nilai yang sangat baik," tambah mereka.Sepanjang tahun ini, harga emas sudah melesat 45% didorong pembelian bank sentral dan pemangkasan suku bunga The Fed. Kepemilikan emas di ETF pun mencapai level tertinggi sejak 2022. Goldman Sachs dan Deutsche Bank memprediksi reli ini masih akan berlanjut.Sementara itu, logam mulia lainnya seperti emas mengalami pengetatan pasokan yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun ini. Hal tersebut memperburuk kekhawatiran tentang menipisnya stok logam yang tersedia secara bebas di London seiring dengan defisit pasokan yang telah berlangsung selama beberapa tahun.Suku bunga sewa yang mencerminkan biaya peminjaman logam untuk jangka waktu pendek meliputi perak, platinum, dan paladium juga melonjak jauh di atas level normalnya yang mendekati nol.Analis Citigroup Inc. yang dipimpin oleh Max Layton menyebut kekhawatiran baru bahwa logam golongan platinum mungkin terseret dalam investigasi Trump terkait Pasal 232 terhadap mineral penting telah memperburuk ketatnya pasar. Bank tersebut juga melihat kemungkinan paladium dikenakan tarif impor AS yang lebih tinggi, sambil menunggu tinjauan yang diperkirakan akan dilakukan akhir Oktober, menurut catatan tertanggal 19 September.Harga emas spot naik 1,2 persen menjadi USD 3.806,23 per ons pada pukul 13.50 di Singapura. Indeks Bloomberg Dollar Spot turun tipis 0,2 persen.Sementara itu, perak juga mencatat rekor baru setelah menembus USD 45 per ons untuk pertama kalinya sejak 2011. Pada perdagangan terbaru, perak naik 1,5 persen ke USD 46,78 per ons. Platinum ikut naik 2,6 persen ke atas USD 1.600 per ons, level tertinggi sejak 2013. Paladium juga menguat hampir 3 persen ke posisi puncak sejak Juli lalu.---Reporter: Nur Pangesti