Pemandangan matahari terbenam di PLTA Jatigede, Sumedang, Jawa Barat, Selasa (3/9). Foto: Argya D. Maheswara/KumparanSwiss menegaskan komitmennya untuk mendukung Indonesia dalam mencapai target pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) hingga kapasitas 72 gigawatt (GW) pada 2060.Wakil Presiden Swiss, Guy Parmelin, mengatakan negaranya memiliki pengalaman panjang dalam energi terbarukan, khususnya PLTA.“Swiss dan perusahaannya berkomitmen mendukung Indonesia dalam membangun infrastruktur berkelanjutan yang tahan masa depan. Misalnya, jaringan lebih dari 700 PLTA di Swiss menghasilkan hampir 60 persen energi negara,” kata Parmelin saat kunjungannya ke Indonesia, dikutip Senin (29/9).Ia menambahkan, teknologi asal Swiss juga sudah digunakan di Indonesia. “Saya tahu turbin Swiss juga digunakan di Indonesia,” ujarnya.Dalam kunjungannya ke Jakarta, Parmelin bakal menggelar konferensi tentang infrastruktur berkelanjutan. Delegasi sektor swasta Swiss yang dibawanya terdiri dari penyedia teknologi, asosiasi bisnis, lembaga keuangan, hingga Swiss Export Risk Insurance Agency.“Bersama-sama, ‘Tim Swiss’ ini menawarkan solusi modern dan kompetitif yang dirancang sesuai kebutuhan Indonesia,” ucap Parmelin.Wakil Presiden Swiss, Guy ParmelinIndonesia sendiri tengah menggenjot pemanfaatan energi terbarukan untuk menekan emisi karbon, salah satunya pengembangan PLTA. Sebab memiliki potensi yang besar.Data Kementerian ESDM mencatat potensi energi air Indonesia mencapai lebih dari 75 GW, tetapi kapasitas terpasang baru sekitar 6,8 GW atau kurang dari 10 persen dari total potensinya.Pemerintah menargetkan kapasitas PLTA bisa didorong hingga 72 GW pada 2060, sejalan dengan peta jalan net zero emission (NZE). Beberapa proyek besar PLTA juga sedang dibangun, termasuk PLTA Kayan di Kalimantan Utara yang disebut sebagai salah satu terbesar di Asia Tenggara.