Australia Uji Coba Marka Jalan Menyala dalam Gelap, Lebih Ramah Lingkungan

Wait 5 sec.

Uji coba marka jalan yang bisa menyala dalam gelap di Australia. Foto: Tarmac LinemarkingAustralia berupaya meningkatkan keselamatan berkendara di malam hari dengan menguji coba marka jalan yang bisa menyala dalam gelap.Berdasarkan laporan dari Tekedia, teknologi ini sedang diuji oleh Tarmac Linemarking di Victoria, memanfaatkan cat khusus yang mampu menyerap cahaya matahari di siang hari, dan memancarkan cahaya pada malam hari.Gampangnya, konsep tersebut mirip dengan material glow-in-the-dark pada mainan anak atau jarum jam. Tujuannya dengan menghadirkan garis marka yang lebih jelas di jalan tanpa mengandalkan energi dari listrik.Cat fotoluminesen ini menggunakan senyawa seperti strontium aluminate yang menyerap energi dari cahaya lalu memancarkan kembali dalam pada panjang gelombang tertentu. Uji coba dilakukan di beberapa ruas jalan, seperti Metung Road di Victoria dan hasilnya menjanjikan.Ilustrasi marka jalan. Foto: ShutterstockSelain untuk jalan raya, nantinya teknologi ini juga dipertimbangkan untuk jalur sepeda, area parkir, hingga dermaga perahu karena sifatnya yang hemat energi dan ramah lingkungan.Keunggulan utama sistem ini adalah kemampuannya meningkatkan panduan visual bagi pengemudi, terutama di daerah pedesaan atau jalan tanpa penerangan. Marka menyala dapat membantu pengendara melihat batas jalan dan tikungan dengan lebih jelas, sehingga berpotensi mengurangi kecelakaan pada malam hari.Dibandingkan lampu jalan, teknologi ini tidak membutuhkan listrik, sehingga mengurangi konsumsi energi dan jejak karbon. Hal ini sejalan dengan tren global menuju infrastruktur berkelanjutan.Di sisi lain, biaya pemasangan cat khusus ini memang lebih tinggi daripada cat marka jalan standar. Tapi teknologi ini tetap lebih murah daripada membangun jaringan lampu jalan yang membutuhkan perawatan rutin dan energi listrik.Meski menarik, sejumlah tantangan masih menghadang. Daya pancar cahaya dapat menurun pada hari mendung, hujan lebat, atau saat cat tidak mendapatkan cukup paparan sinar matahari. Ilustrasi marka jalan. Foto: ShutterstockKetahanan cat terhadap lalu lintas padat, cuaca ekstrem, dan sinar UV juga menjadi kendala, karena paparan jangka panjang berpotensi mempercepat degradasi dibandingkan marka jalan reflektif konvensional yang menggunakan manik kaca.Dari sisi lingkungan, proses produksi senyawa fotoluminesen melibatkan penambangan dan kimia yang perlu dikelola dengan hati-hati agar tidak mencemari alam. Selain itu, cat yang terdegradasi dalam jangka panjang bisa melepaskan mikroplastik atau bahan kimia ke lingkungan.Namun, dengan tidak adanya lampu buatan, marka menyala ini justru dapat membantu menjaga ekosistem malam hari dengan meminimalkan gangguan terhadap satwa liar.Sebenarnya, teknologi ini bukan hal baru, sebelumnya, Belanda pernah melakukan uji coba serupa meski gagal karena masalah ketahanan. Namun, pendekatan Australia dinilai lebih praktis dan berpotensi menjadi pionir dalam penerapan skala besar.Nantinya, keberhasilan uji coba di Victoria akan menjadi tolok ukur penting sebelum teknologi ini diperluas ke berbagai wilayah. Pemerintah dan otoritas jalan di Australia juga harus memastikan standar keselamatan, termasuk tingkat visibilitas dan keterbacaan marka, sesuai regulasi.