Nikel RI untuk Eropa, EV Berbasis Ekspor Jadi Fokus Pemerintah

Wait 5 sec.

Volkswagen ID.Buzz hasil kerjasama dengan Kemen Ekraf. Foto: Fitra Andrianto/kumparanKementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) mengungkap ekspansi strategi hilirisasi nikel sebagai basis baterai mobil listrik merek Eropa. Langkah ini penting untuk menandai peran besar Indonesia dalam peta elektrifikasi dunia.“Nikel yang jadi bahan baku kita itu cocoknya untuk Eropa. Jadi pasar ekspor untuk EV (kendaraan listrik) berbasis nikel, itu kita dorong ke sana,” terang Asisten Deputi Pengembangan Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, Elektronika, dan Aneka (Ilmate) Kemenko Perekonomian, Atong Soekirman, di Jakarta belum lama ini.Sebagaimana diketahui, mayoritas kendaraan listrik merek Eropa mengandalkan baterai berbasis nikel karena memiliki densitas energi yang lebih tinggi sehingga cocok untuk mobil kategori premium yang menargetkan performa serta kenyamanan jarak jauh.Ilustrasi Volvo Group. Foto: ShutterstockMisalnya model-model terkenal yang menyasar segmen premium seperti Porsche Macan, Volkswagen ID. Buzz, Volvo EX40, Mercedes-Benz EQS, hingga BMW iX, semuanya berbasis nikel dengan tipe Nickel Manganese Cobalt (NMC).Termasuk pula produk yang sudah dilokalisasi seperti Hyundai Kona EV. Lalu, Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid yang juga menggunakan baterai Nickel-Metal Hydride (Ni-MH).“Untuk LFP kita tidak punya, hanya sedikit. Jadi mau tidak mau EV karena tidak dapat dihindari, ada perhatian untuk beberapa mobil EV yang basis nikel mungkin tidak masuk pasar domestik, kita arahkan ekspor,” lanjutnya.Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanDorongan EV Berbasis Baterai Nikel dari IndonesiaSebelumnya, dorongan mengenai optimasi nikel sebagai basis kendaraan listrik, baik yang diproduksi maupun dijual di dalam negeri, telah dikemukakan oleh Founder National Battery Research Institute (NBRI), Evvy Kartini.Menurutnya, langkah ini menjadi penting guna memperkuat tingkat komponen dalam negeri (TKDN), sekaligus mengoptimalkan potensi sumber daya alam strategis yang dimiliki Indonesia.“Karena lucu, kita punya program dan riset untuk nikel, tetapi yang datang mobilnya semua LFP. Itu bertentangan. Jangan semua dikasih insentif, harusnya insentif itu yang berbasis nikel,” ujar Evvy saat ditemui di sela-sela ASEAN Battery Technology Conference di Thailand, belum lama ini.Groundbreaking proyek Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi Antam-IBC-CBL di Kawasan Artha Industrial Hills (AIH) Karawang, Minggu (29/6/2025). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparanTerlebih, pemanfaatan nikel di Indonesia belum maksimal dan optimalisasi untuk kendaraan listrik masih terbatas. Ini karena produk hilirisasi masih berupa bahan baku mentah, namun sudah diekspor.“Nikel dijadikan ferronikel untuk stainless, ini yang sudah overcapacity. Nikel itu juga bisa jadi katoda, itu prosesnya beda dan perlu expand. Di kita baru menjadi Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), sudah banyak. Tapi sayangnya nilai tambahnya baru 10 kali, tiba-tiba diekspor,” lanjutnya.Ia menjelaskan, ketika nikel dari Indonesia berhasil menjadi baterai yang dipasang pada kendaraan listrik, maka nilai tambahnya akan meningkat berkali lipat. Dengan arah kebijakan itu, investasi terkait pengolahan baterai akan lebih mudah terealisasi.“Dijadikan nikel sulfate tambah jadi 15 kali, dijadikan precursor jadi 30 kali, kalau bisa dijadikan katoda ditambah lithium itu 55 kali, jadi pabrik dibikin sel nambah 150 kali, kalau jadi mobil listrik 355 kali,” ujar Evvy.Proses perakitan baterai mobil listrik Hyundai. Foto: HyundaiApabila itu terealisasi, maka visi Indonesia menjadi pemain kunci dan pusat global ekosistem kendaraan listrik melalui pengembangan hulu-hilir baterai bisa tercapai.“Ini sebenarnya pertanyaan ke pemerintah, misalnya enggak boleh ekspor MHP, harus diproses lagi. Sehingga kalau bisa, Indonesia itu bukan produsen terbesar nikel, tapi produsen terbesar katoda. Jadi sudah bisa kirim ke mana-mana, karena upstream dari mining sampai katoda ada, midstream menjadikan material output-nya sel ada, dan downstream-nya baterai itu dipakai,” tuntasnya.