Peran Penting Merawat Kecantikan untuk Kesehatan Mental

Wait 5 sec.

Ilustrasi melakukan self care dengan berbagai produk kecantikan seperti skin care atau make up. Foto: aslysun/ShuttterstockLadies, kecantikan ternyata erat kaitannya dengan kesehatan mental. Berdasarkan data Insites Consulting untuk L’Oréal, sebanyak 80 persen perempuan merasa lebih bahagia dan 88 persen lebih percaya diri setelah menggunakan produk kecantikan.Menurut Psikolog Klinis yang berbasis di Amerika Serikat, Catherine J. Mills, menggunakan makeup hingga skin care merupakan aktivitas fisik yang bisa memicu pelepasan hormon positif seperti dopamin dan serotonin, yang berfungsi meningkatkan suasana hati dan menghasilkan rasa tenang."Rutinitas self-care yang meningkatkan suasana hati memberimu waktu untuk memanjakan diri, atau bahkan terhubung dengan orang lain melalui percakapan intim tentang perjalanan hidup, dan ini bisa jadi cara menyenangkan untuk merawat diri dan menjaga kesehatan mental," ungkap Catherine J. Mills seperti dikutip dari Los Angeles Times.Agatha Chelsea, Entertainer, Neuroscience Educator, dan Founder Newronedu. Foto: L’Oréal IndonesiaHal ini juga diamini oleh Agatha Chelsea, Entertainer, Neuroscience Educator, dan Founder Newronedu. Dalam acara bedah buku The Essentiality of Beauty yang digelar L’Oréal Indonesia bersama Universitas Multimedia Nusantara (UMN) pada Jumat (19/9) di Kampus UMN, ia menyampaikan bahwa kecantikan itu memiliki korelasi dengan kesehatan mental."Penting banget bagi kita untuk memahami bagaimana caranya meningkatkan kesehatan mental. Menurut saya kecantikan memiliki korelasi yang tinggi dengan kesehatan mental. Jadi ketika kita merawat diri dan kecantikan kita, itu bisa meningkatkan kesehatan mental dan rasa percaya diri kita," ungkap Agatha Chelsea.Selain membahas mengenai keterkaitan antara kecantikan dan kesehatan mental, acara yang diselenggarakan oleh L'Oreal Indonesia ini juga menyoroti bagaimana kecantikan kini dipandang multidimensi. Bukan hanya simbol fisik, tapi juga sarana ekspresi identitas, pendorong kesehatan mental, hingga penggerak ekonomi nasional.Ilustrasi Skincare Wanita Foto: Irina Kvyatkovskaya/ShutterstockData terbaru menunjukkan, nilai pasar kecantikan Indonesia tahun 2024 mencapai hampir Rp 175 triliun, dengan 69 persen produk sudah diproduksi secara lokal. Angka ini mencerminkan betapa besar potensi sektor ini, bukan sekadar konsumsi tapi juga peluang bisnis dan inovasi.“Bagi generasi saya, kecantikan adalah ruang ekspresi sekaligus peluang karier. Dari content creator, beauty entrepreneur, sampai product reviewer, jalurnya semakin terbuka. Industri ini tidak lagi berhenti di meja rias, tetapi menjadi ekosistem tempat kami bisa berkarya dan berkontribusi,” jelas Agatha Chelsea.Melanie Masriel, Chief of Corporate Affairs, Engagement, and Sustainability L’Oréal Indonesia. Foto: L’Oréal IndonesiaMelanie Masriel, Chief of Corporate Affairs, Engagement, and Sustainability L’Oréal Indonesia, menekankan, “Kecantikan adalah sektor yang dinamis, bukan sekadar konsumsi, tetapi motor pertumbuhan ekonomi. Setiap inovasi produk memicu rantai peluang baru bagi peneliti, tenaga kerja, hingga wirausahawan muda. Karena itu kami percaya industri ini harus dipandang sebagai pendorong penting pembangunan Indonesia.”Tak hanya itu, ia juga menambahkan kalau hal tersebut bikin industri kecantikan jadi industri yang masih bisa tumbuh di tengah kondisi ekonomi saat ini.Di luar itu, kecantikan juga punya dampak sosial yang besar, terutama bagi generasi muda. Riset yang disajikan buku ini mengungkap bahwa 82 persen gen Z di Indonesia bersedia membayar lebih untuk produk ramah lingkungan, sementara 88 persen menunjukkan kepedulian terhadap isu iklim. Artinya, kecantikan bukan hanya soal tampilan luar, tapi juga tentang nilai dan prinsip yang dipegang anak muda saat memilih produk.Jadi, kecantikan kini memiliki makna yang lebih luas, menjadi wadah untuk memberdayakan, hingga jalan menuju masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.