Dirut Bulog Respons Titiek Soeharto soal Beras Tak Layak Konsumsi di Ternate

Wait 5 sec.

Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, saat ditemui di kantor Kemenko Pangan, Rabu (13/8/2025). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparanDirektur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, merespons temuan Ketua Komisi IV DPR Titiek Soeharto terkait adanya beras yang tak layak konsumsi.Titiek sebelumnya bersama Komisi IV DPR RI melakukan inspeksi mendadak ke Gudang Salahuddin, milik Perum Bulog Cabang Ternate, Maluku Utara, Selasa (23/9). Dalam sidak itu, tim Komisi IV menemukan sekitar 1.200 ton beras tersimpan sejak Mei 2024.Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, membenarkan penemuan itu. “Kita sudah laksanakan pengecekan di lapangan,” kata Rizal usai Rakortas Percepatan Pembangunan Kawasan Swasembada Pangan, Energi dan Air Nasional Wilayah Wanam di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Senin (29/9).Rizal menambahkan, untuk menanggulangi masalah tersebut Bulog akan melakukan pengolahan ulang agar beras bisa layak untuk dikonsumsi.Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog, Mokhamad Suyamto, menjelaskan beras yang ditemukan dalam kondisi kurang optimal di Gudang Bulog Ternate bukan beras baru. Beras tersebut merupakan bagian dari stok lama yang telah disimpan cukup lama, dengan umur simpan sudah lebih dari 12 bulan.Menurutnya, kondisi geografis Ternate, membuat distribusi tidak bisa dilakukan secepat yang direncanakan karena bergantung pada faktor cuaca, akses logistik, dan fluktuatifnya permintaan masyarakat.Lebih lanjut, Suyamto mengatakan saat ini Perum Bulog menguasai stok beras sebanyak 3,9 juta ton. Dari jumlah tersebut, sekitar 2,95 juta ton atau 75 persen merupakan hasil pengadaan dalam negeri, sedangkan sisanya berasal dari pengadaan luar negeri yang dilaksanakan berdasarkan penugasan Pemerintah pada akhir tahun 2024.Dua pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Palebon, Semarang, Jawa Tengah, Rabu (26/2/2025). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTOIa menegaskan, seluruh stok yang dikelola Bulog dijaga secara ketat agar tetap memenuhi standar kualitas dan layak konsumsi.“Dari total stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang saat ini dikuasai Bulog, yaitu 3,9 juta ton beras, terdapat beras yang mendapatkan prioritas untuk segera dilakukan langkah reproses. Reproses yaitu langkah yang dilakukan sebagai tindakan perbaikan beras agar kualitas terjaga, dapat disalurkan dan layak untuk dikonsumsi. Jumlahnya kurang dari 0,1 persen dari total stok yang kami kelola saat ini" ujar Suyamto.Suyamto mengatakan, Bulog memiliki prosedur pemeliharaan beras di gudang secara berkala dan memiliki mekanisme pengendalian mutu yang ketat melalui sistem Pengelolaan Hama Gudang Terpadu (PHGT). Langkah ini meliputi berbagai tindakan perawatan secara rutin, mulai dari spraying untuk pencegahan hama, fumigasi apabila terdapat indikasi serangan hama, hingga monitoring harian terhadap kondisi gudang dan lingkungan penyimpanan.Pihaknya juga telah bekerja sama dengan PT. Saraswanti Indo Genetech dan Laboratorium PT. Sucofindo untuk memeriksa dan memastikan kualitas beras yang layak untuk masyarakat.“Pemeriksaan laboratorium juga dilakukan untuk memastikan kelayakan konsumsi. Semua langkah ini merupakan bentuk komitmen Bulog dalam memastikan stok beras yang dikelola tetap higienis, aman, dan bermutu,” tambahnya.